Wednesday, December 16, 2009

Dihajar Kenangan ...

Aku dihajar kenangan.

pelan.

sakit.

Cerita ini di picu dari sebuah foto yang aku ambil kemarin di museum Harry Darsono. Imajinya begitu kuat. Ini fotonya:





Begini ceritanya:

Sayang, pagi ini, secangkir kopiku tiba-tiba membeku.

Nampaknya, aliansi bubuk kopi dan air panas di cangkirku ini tak mampu menahan dingin.

Pohon cemara besi di depanku inilah sumbernya, sayang.

Aku masih ingat.

Betapa kita pertama kali lihat pohon cemara besi ini tertawa nyinyir. Iya, kita menertawakan betapa bodohnya si pembuat cemara natal dari besi tahan karat itu.

Tapi, mungkin cemara natal besi ini berjodoh dengan kita.

"Karya yang begitu dingin untuk suasana begitu hangat. Natal gitu lhooo... hellloooo! siapa juga yang mau beli benda ini.... sama sekali tak berwarna ... tak ada nyala", begitu aku bilang dulu.

"Sayang, mungkin tugas kita lah untuk membuatnya hangat...", begitu kau bilang dulu.

Dan cemara besi berjodoh dengan kita.

Setiap ujung tahun, kita bersama-sama membuatnya hangat.

lampu-lampu kecil

bola-bola gelas merah mengkilap.

salju dari kapas putih.

bintang-bintang kecil disana dan disini.

kita bersama-sama membuatnya hangat.

senyummu tak hanya membuat cemara besi ini menghangat.

senyummu pun turut membuat jiwaku dibakar rasa.

aku memahami rasa yang di alami si cemara besi ini setiap kau menggantungkan pernik-pernik hiasan di tubuhnya.

hangat. tak membara. tak membakar.

cuma hangat.

momen setiap ujung tahun itu selalu aku tunggu.

aku tahu seperti apa rasanya si cemara besi ini memendam rindu.

Sekarang, engkau tak ada.

aku tak memiliki hak untuk menunggumu lagi setiap ujung tahun kali ini.

cemara besi ini kehilangan haknya untuk menikmati hangat senyummu.

aku enggan menghiasnya sendirian.

aku lebih memilih untuk menikmati dinginnya sendirian.

cemara besi paham.

cemara besi diam.

dinginnya menikam.

..............................................................




Wednesday, December 09, 2009

Detil Kecil oh Detil Kecil


Si Mamah pernah bilang bahwa detil kecil dalam hidup sehari-hari ndak akan pernah gagal bikin senyum-senyum sendiri.


Hidup itu jangan dijalani dengan keniscayaan ....

never taken for granted things in life kalo bahasa inggris cakepnya sih ...

yang kecil-kecil harus dimaknai dengan sungguh-sungguh .. supaya kalo nanti dapet yang gede, kita jadi nggak akan lupa bersyukur ... begitu si Mamah pernah bilang.

Aku baru saja pulang dari kantor.

Capeknya ndak main-main.

Sehabis diguyur air dingin, lelah menyingkir.

Nah waktunya mengingat detil-detil kecil beberapa hari ke belakang supaya bisa cengir-cengir sendiri sebelum tidur

nukilan 1:
Aku semakin suka menikmati film dokumenter National Geographic ... selamat datang TUA! hahahahaha

nukilan 2:
"Kamu ndak mau coba jadi penyanyi dangdut ya?" .... isi SMS dini hari jam 4 pagi dari si Mamah... saat membaca sms tersebut, nyawa belum kumpul ... bayangkan dampaknya sodara-sodara terkasih.

nukilan 3:
"Pernah kepikiran nyoba pake krim pemutih?" .... aku yakin, karibku itu sedang merintis usaha MLM Ja Hwa, Tul Jye, atau Tje Fuk saat Ia bertanya sedemikian padaku.

nukilan 4:
Ide untuk mengambil kursus pijet refleksi harus segera dilakukan. Aku pengen banget bisa mijet. Ide bisnis yang bagus nampaknya punya usaha "5000/10" di kantor ... 5000 untuk 10 menit pencet2 telapak kaki ... sweet! hahahaha

nukilan 5:
"Wah mas, kok makin sering makan mi goreng malam-malam sih? nggak takut gemuk ya?" ..... pertanyaan dan pernyataan itu dilontarkan oleh TUKANG MI GORENG langganan sebelah kostku .... PERHATIAN BANGET NGGAK SIH? hahahahah

nukilan 6:
"Nih mas, mi gorengnya ... aku pake SEDIKIT MINYAK lho biar lemaknya berkurang!" .... ini juga dilontarkan oleh TUKANG MI GORENG langgananku .... ehmmm, mesti ketawa atau melongo ya responnya?

nukilan 7:
"Mas enak banget sih boleh pake celana pendek kalo ngantor" .... pernyataan iri ini diucapkan oleh seorang kru KREATIF sebuah tv station kondang ... well dear, di dunia perbankan ... ini disebut PRIVILEGE! hahahahaha

nukilan 8:
"Pakde Agus gendut kayak keboooo!" .... ucapan ini dilontarkan ponakan kesayanganku Raihan saat Ia nimbrung waktu Pakdenya ini sedang YM-an dengan Ibunya pake webcam dan mic .... hics

nukilan 9:
"Emang kamu nggak bisa ya nongol di iklan apa gitu ... kan kerjaanmu katanya bikin iklan .. nyempil dikit nggak bisa ya?" .... pernyataan yang dilontarkan si Mamah waktu dia iri liat anaknya tetangga jadi figuran di sebuah iklan TV.

nukilan 10
"Pengen deh liat namamu lagi di credit title program tv .... dulu aku liat hampir tiap hari ... biarpun cuma 2 detik ... itu pun kalo nggak buru-buru dipotong iklan... tapi aku bangga" ................ siapa lagi yang nanya begitu kalau bukan Mamahku .... AHAHAHAHAHA ...

nukilan 11
"Mukamu kayak mangga deh mas ...MANIS!" aku dipuji begitu! hahahahahaha ... iiiiih analogi yang ajaib!

Ok, aku sudah cengir-cengir sendiri selama hampir 10 menit ....

waktunya tidur.

Jadi, apa detil kecilmu hari ini kawan ? ;)


XOXO
Gossip Boy



Tuesday, December 08, 2009

Bapak Paling Hebat



Aku makin merasa Gusti Sing Paring Urip sayang sekali sama aku.

Kenapa bisa kubilang begitu?

Aku selalu percaya Gusti Allah menjawab kegundahan dengan pertanda.

IA menjawab dengan simbol-simbol hidup yang seringkali, karena dianggap oleh kita terlalu subtil, maka jawaban tersebut sering tidak tercerna dengan baik.

Nah, belakangan ini pertanda jawaban atas pertanyaanku padaNYA

selalu muncul dalam wujud yang sungguh sederhana.

Aku semakin sering nyeletuk, "Oalaaaah, maksudnya begitu tho duh Gusti Pangeran .... yo wis, aku paham!"

Kemarin, aku diserang resah.

Resah bukan kepalang.

Resah macam-macam penyebabnya.

Keresahanku dijawab langsung.

Makan siang kemarin dikasih rejeki makan enak di Citos.

Sambil menunggu pesanan makanan datang, mata saya piknik. Detil di sekitar selalu saja menarik buatku.

Penjual baju yang bahagia dagangannya laku karena hari itu di Citos adalah harinya perempuan berbelanja.

Lelaki berpakaian rapih berdasi cerah secerah senyumnya karena berhasil meyakinkan klien potensial saat makan siang bersama.

Perempuan senyum-senyum sendiri terpaku pada layar komputer kompak yang menyambungkan dia dengan pacarnya entah dimana lewat yahoo messenger.

Saya ikut senang ... ikut senyum-senyum sendiri

Rasa senang ... rasa bahagia ... memang bisa menular dalam cara yang sungguh ajaib.

Kemudian mata saya menabrak pemandangan yang satu ini.

Aku lihat Ayah muda sedang menggandeng anak lelakinya.

Aku serasa merasakan juga hangatnya genggaman sang ayah pada anak lelakinya itu.

Aura cinta sang ayah punya radiasi tingkat tinggi dan aku merasakan pancarannya.

Aku melihat air muka sang anak.

Iri.

Wajahnya bicara, "Selama Bapak nggandeng aku .... AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA! .... Bapakku jagoan ... nggak akan ada bahaya satu pun yang bisa ganggu aku ... AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA!"

Wajahnya bicara, "Selama Bapak nggandeng aku ... DUNIA PUN BISA AKU BELI .... Bapak bisa bikin apa saja buatku! ... Bapakku paling hebat!"

Wajahnya bicara, "Selama Bapak nggandeng aku ... aku bakal DAPET YANG PALING BAGUS! Bapakku punya uang paling banyak sedunia!"

Aku melihat sekali lagi air muka sang anak.

tenang.

damai.

aman.

lalu aku bengong sendiri.

kayak baru bangun abis ngimpi.

Gusti Sing Paring Urip baru saja bicara

"Agus, anakku sing paling ngganteng ... kamu kayaknya lupa yaaaa gimana berlaku macam anak kecil terhadapKU ... kamu punya BAPAK PALING HEBAT!"

Gusti Sing Paring Urip,

Baiklah, aku mau belajar lagi jadi anak kecil di mataMU ...

Biar aku selalu merasa di gandeng

Biar aku selalu merasa hangat

Biar aku selalu merasa semua akan baik-baik saja

karena,

Aku digandeng sama Gusti Allah.

Makanan datang

Rasanya semakin nikmat bukan kepalang.

Sunday, December 06, 2009

Cinta dan Nasi Uduk


Tiap orang punya buku hidupnya.

Setiap bab menyajikan rasa yang berbeda.

Setiap bab memberikan pelajaran hidupnya sendiri-sendiri.

Aku baru saja menuntaskan satu bab dalam buku hidup yang memberikan pemaknaan lebih mendalam tentang bagaimana aku memahami tentang cinta.

Klasik.

Bagian dalam rangkaian perjalanan hidup saya tentang Boo Boo sudah berakhir.

Irisan cerita dalam buku hidupku dan miliknya sudah selesai.

Aku memaknai ini di ujungnya bukan satu hal yang menyedihkan.

Pembelajaran datang dalam paket-paket yang berbeda bukan untuk tiap orang? ;)

anyway,

tanpa diketahui Boo Boo ... aku memiliki sebuah amplop coklat tempat menyimpan sampah penanda rasa.

potongan tiket nonton

nota rumah makan seafood kesukaan kami berdua

sampah-sampah penanda rasa lainnya.

ada satu hal yang bukan sampah di dalamnya.

satu buah voucher menginap di sebuah tempat dingin romantis yang aku beli jauh hari di travel agent langganan.

saat memandanginya, ia sudah tak bermakna.

Sesedih yang terbilang, aku robek.

terpikir untuk pulang kampung.

akhirnya, aku mengiyakan ajakan kawan-kawan untuk berkumpul -lagi- di Bandung.

Mereka ini adalah kawan-kawan dengan kualitas pertemanan yang mengagumkan meskipun aku sempat 'terlempar' dari peredaran.

Tapi aku selalu merasa diterima dengan baik disana.

Di ujungnya kami selalu berakhir dengan diskusi panjang.

tentang hidup.

tentang cinta.

pencerahan-pencerahan kecil datang dari mereka.

sampai aku berkesimpulan:

Cinta tidak pernah datang dalam bungkusan dan isi yang sederhana.

Ia akan selalu superlatif.

Bahagia bukan kepalang

Senang bukan kepalang

Sedih bukan kepalang

tidak ada yang serba tanggung.

Ini menjungkirbalikan teori ku sendiri tentang cinta.

Aku selalu percaya bahwa cinta itu harusnya datang dengan sederhana.

Cinta yang indah menurutku justru tidak pernah membawa ke langit yang paling tinggi dan tak akan pernah membawa kita ke palung paling dasar.

Salah.

Sekarang aku tahu,

Kenapa si buruk rupa dalam lakon "The Phantom of The Opera" dikalahkan oleh Raoul untuk mendapatkan Mbak Christine Daea

Kenapa si Remi dalam lakon "Perahu Kertas" dikalahkan oleh cinta ala sinetronnya Keenan untuk mendapatkan Kugy

Mereka datang dengan keluhuran cinta yang sederhana.

Saking sederhananya, mereka kemudian harus rela dikalahkan nasib.

apa yang salah?

aku punya teori bodohku sendiri.

Mari tempatkan saya, si buruk rupa "The Phantom of The Opera" dan Remi sebagai penjual nasi uduk

Kami belajar sungguh-sungguh memilih beras terbaik, membuat santan terbaik dan menanak nasi uduk dengan kualitas paling wahid.

kami fokus untuk menghasilkan nasi uduk kelas dunia ... yang super gurih, wangi dan legit.

tapi,

kami lupa belajar bagaimana cara membuat irisan telur dadar sempurna

kami lupa belajar bagaimana cara membuat daging empal empuk gurih ginuk ginuk

kami lupa belajar bagaimana cara membuat perkedel

kami lupa belajar menyandingkan uba rampe dengan nasi uduk kami.

dan di bab hidup berikutnya, semoga aku diajarkan oleh Sang Hidup bagaimana menghias cinta kami yang sederhana.

Bab baru dimulai ... layar perahu di kembang ... sauh ditarik ... mari menikmati perjalanan hidup kembali.

Friday, December 04, 2009

Cinta dan ATM


Pada satu masa,

Seorang lelaki jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sebuah mesin ATM.

Sang ATM bilang padanya, "Engkaulah cinta pertamaku ... aku rela berbagi kepastian hidup layaknya ketika kau masukkan hatimu ke dalam dan aku akan memberikan apa pun untuk menghargai pengorbanan pisahnya tautan hati dengan jiwamu"

Sang lelaki benar-benar mencinta Sang ATM.

Dalam bahasa yang sederhana dan cuma dipahami berdua, sang lelaki merasa bahwa Ia dihujani rasa.

Yang lebih penting, Sang lelaki merasa bahwa Sang ATM memberikan respon berbanding lurus.

Sang lelaki memasukkan semua hatinya ke dalam Sang ATM

Sampai tiba-tiba, Sang ATM mendadak diam

Sang lelaki tak tinggal diam .... semua cara dilakukan untuk membangunkannya

Ia pencet semua tombol

I gebrak

Ia berteriak

Ia marah

Ia menangis

Sang ATM membisu

Sang lelaki gundah bukan kepalang

Sang lelaki mengancam ... Ia meradang

layar di ATM berkedip

"Please CANCEL"

berkedip-kedip

lelaki itu terdiam

Ia terkejut

Ia digoncang

Ia ditabrak kalut

dan Sang lelaki memilih untuk berlalu menjauh dari Sang ATM

Ia meninggalkan hatinya di dalam si ATM

sekarang, lelaki itu berkelana tanpa jiwa

lelaki itu aku.


Wednesday, December 02, 2009

The Mirror



Malam ini, ditengah kepungan pekerjaan dengan tenggat waktu yang berurutan, aku memutuskan untuk pulang.


Otakku sudah kebas dan rasanya sudah tidak mampu digerakkan.

Pada satu titik, manusia terpaksa sadar bahwa Ia dipenjara dengan keterbatasan.

Lelah sekali rasanya.

Aku mau sendirian.

Setelah mencuri segar dengan guyuran air dingin, berdiri aku di depan cermin.

Lama sekali.

Saat butuh dikuatkan, sebelum aku berkeluh kesah sama Gusti Sing Paring Urip, aku mencari kekuatan dengan caraku sendiri.

Bercermin.

Lama sekali.

Aku perhatikan detilnya.

Aku biarkan setiap pori di kulit terbuka dan bercerita.

bercerita mengingatkan.

Ajaib ya, bagaimana setiap indra itu punya bahasanya sendiri untuk berkata-kata.

Pantulan di cermin malam ini bercerita banyak sekali padaku.

Aaah, ternyata, aku cinta sekali dengan hidupku.

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, aku menjalani hidup yang penuh.

Pantulan diriku di cermin mengingatkan bahwa aku mencintai apa yang aku kerjakan untuk hidup.

Dengan segala romantikanya, aku punya pekerjaan yang menyenangkan. Setiap saat, ia memberikan spektrum rasa yang berbeda-beda.

Lelah itu biasa, toh sampai saat ini aku hampir selalu berhasil melalui masa-masa surut dengan selamat.

Aku punya orang-orang dalam lingkar paling dalam di hidupku yang mencintai dan tidak memaknai rasa cinta yang ada sebagai sebuah keniscayaan tapi sebagai satu hal yang harus dihargai dengan usaha dan ketulusan.

Kalaupun aku sedang sedih sangat... aku punya banyak cara untuk memanipulasi rasa sedih sampai kemudian rasa sedih berganti suka

Tokoh Elaine di serial Ally Mc Beal kesukaanku pernah menyuarakan satu cara yang tanpa sadar aku sering lakukan untuk mengusir lara.

"Happy is easy ... first, you act happy ... put your biggest smile ... be a clown ... people see you as a happy person ... and eventually, at the end, you will see yourself as a happy person"

well, what do you know .... bahagia juga bisa berangkat dari kepalsuan ... segetir yang terbilang, itu kenyataan... aku buktinya.

Mungkin, ini yang dimaksud menyebarkan gelombang positif pada semesta dan semesta mengganjar balik setimpal.

Pantulan di cermin juga bilang aku orang yang punya banyak mimpi.

mimpi yang selalu berhasil menggandengku melewati masa-masa yang aku anggap paling sulit dalam setiap periode hidup.

ajaib, bagaimana imaji yang belum kasat mata bisa memberikan energi hidup yang besar untuk kita ya?

Kalau ada satu hal yang aku minta jangan diambil dari diriku ... maka hal tersebut adalah kemampuanku untuk terus bermimpi.

mengerikan sekali, kalau aku sudah tidak bisa bermimpi.

seperti mobil mewah tanpa bensin.

Ia tak akan bisa pergi kemana-mana.

lama sekali aku bercermin.

Gusti Sing Paring Urip, tadinya aku mau mengeluh dan bercerita sedih padaMU

tapi nampaknya, aku berujung dengan bersyukur.

Aku tidur dulu.

Aku capek.

menjelang dini hari, aku bangun.

tidak untuk bermimpi.

pekerjaan dengan tenggat waktu yang berurut sudah menunggu.


Saturday, November 28, 2009

Kalah ...



Aku mbaca buku "Perahu Kertas" kali ke dua.


Diantara buku karangan Dewi Lestari, cuma buku ini yang aku suka.

Aku selalu kagum dengan orang-orang yang mampu menggambarkan keindahan dalam cara yang sederhana.

Salahkan otak pemalasku, rasanya sulit sekali mencerna kalimat-kalimat penuh kias di buku-buku yang orang bilang bagus.

Aku kok malah ndak bisa menemukan sisi indahnya... yang ada malah bingung.

Mungkin ini sebabnya aku suka sekali dengan semua buku yang ditulis Umar Kayam, Seno Gumira Ajidarma dan Amy Tan

Entah kenapa, setiap aku membaca buku mereka, aku seperti mendengar dan melihat mereka ada di depanku, membacakan buku yang mereka tulis.

Bahasa tutur yang lugas tapi menyampaikan rasa hati yang sungguh menyentuh ...

Pergulatan hati orang rantau bertabrakan dengan nilai-nilai baru dimana Ia tinggal digambarkan dengan baik oleh Amy Tan ... bacalah "The Joy Luck Club" atau "The Bonesetter Daughter" maka engkau seperti menjadi bagian dalam cerita.

Nilai filosofi hidup ditulis dengan demikian cair serasa membaca buku cerita ringan pengantar tidur tapi meninggalkan efek luar biasa dahsyat setelahnya setiap membaca buku karangan Umar Kayam ...

Atau sentilan-sentilan halus tentang cinta, hidup dan kejujuran yang ditulis oleh Seno Gumira selalu membuatku termangu lama sampai-sampai kopi di cangkirku cemburu karena terlalu lama diabaikan.

Nah mulai ngelantur kemana-mana lagi kan aku ini heheheh

Di "Perahu Kertas" kita berkenalan dengan Kugi, Keenan dan Remi

Masing-masing punya impian

Buat Kugi, Keenan datang dengan cinta dan liku-liku penuh drama, formula utama film-film percintaan dari jaman nenekku masih muda dan baru kenal cinta monyet sampai sekarang.

Cinta yang menawarkan senang bukan kepalang sekaligus sedih bukan kepalang ...

Cinta yang superlatif

Cinta yang membuat kita kompak berteriak, "Oooh so sweet ..." dengan mimik muka orang yang terserang sembelit.

Buat Kugi, Remi datang dengan cinta yang lugu. Ia tidak datang dengan segala teori-teori cinta yang rumit. Karena, ketika cinta yang bicara ... segalanya menjadi sederhana .. mudah dicerna oleh rasa hati dan logika.

Cinta yang dibawa Remi tidak pernah membawa Kugi melambung ke langit paling tinggi ... tapi juga tak pernah membawanya jatuh ke dalam palung.

Cinta yang dibawa Remi ndak akan laku di jual buat jadi skenario opera sabun.

Nggak heboh.

dan Kugi memilih Cinta Keenan... dengan segala perjalanan romantikanya.

Keenan memang berjodoh dengan Kugi nampaknya.

Bagaimana dengan Remi?

Remi dengan sukses lenggang kangkung sendirian membawa rasa hatinya yang terkalahkan.

nasibnya sama seperti si hantu opera buruk rupa di "The Phantom of The Opera" yang menelan cinta tulusnya sendirian karena dianggap tak megah, tak indah dan jauh dari sempurna dibanding cinta yang di bawah Raul untuk jeng Christine Daea ...

Kurang apa Remi dan si hantu opera buruk rupa itu.

Cintanya dibunuh atas nama jodoh.

aku sedih.

Mungkin karena aku tahu apa yang dirasakan oleh Remi dan Hantu Opera.

Kalah karena cinta yang sederhana.


note: buat yang belum tuntas membaca buku "Perahu Kertas" ... aku ndak anggap ini spoiler hehehe ... karena, detil perjalanan ketiga karakter ndak aku ceritakan kan? ... anyway, aku siap dimaki kok oleh orang-orang yang kebetulan kesandung mbaca tulisan ini



Monday, November 23, 2009

Tentang Sedih .. Tentang Beban


Minggu pagi kemarin baru dapet makanan untuk jiwa.

Ndilalah kok ya esensi dari nasehatnya sama percis dengen apa yang pernah dibilang si Mamah jaman aku misih kecil dulu.

Dulu sih ora mudeng .. alias ndak paham sama sekali makna dari omongannya si Mamah .. lha wong anak kecil tho ya ... taunya cuma nangis terus berharap abis itu dunia jadi cerah ceria lagi.

Tapi sekarang aku paham.

Kita bicara tentang kesedihan.

Mamah bilang, kalau Gusti Allah itu komedian ... konsekuensinya ada dua. Satu, dia bisa bikin kita ketawa ngakak abis-abisan karena lucunya ngalahin Gepeng Srimulat ... atau kita ndak ketawa sama sekali karena becandaannya tingkat tinggi dan kita manusia ndak punya kapasitas yang cukup buat mencerna becandaannya itu.

Bukan salah pelawaknya, salahkan penontonnya.

Pada satu pembicaraan lewat telepon lewat tengah malam, si Mamah pernah bilang ...

"Kalau kita sedang dikasih susah... dikasih yang bikin nangis ... mungkin ini cara Gusti Allah ngingetin lagi sama kita kalau kita ini dibikin dengan material yang kuat ngalahin besi anti karat"

Pada satu pembicaraan curhat tingkat tinggi di atas loteng rumah lewat tengah malam sambil ngerokok dan minum bir item, si Mamah pernah bilang ...

"Aduh, kamu sekarang drama banget sih kalo dapet masalah? .... nih ya, orang yang terlalu berkutat sama kesedihannya terlalu lama itu ibarat orang mbaca buku .. terus sampe di bab cerita sedih dia baca ulang terus-terusan dan nggak mau beranjak dari bab itu .... padahal, mana pernah dia tau, kalau bab berikutnya ternyata menyimpan kegembiraan ... menyimpan kejutan manis buat dia. Udah deh, dijalani dengan rasa ikhlas dan lepas aja ... ibarat kamu marah sama orang .. kamu ndak akan pergi kemana-mana kalau kamu ndak bisa memafkan dan melepaskan ... kamu bakal jadi ganjel pintu di situ-situ aja Agus ... Duh, kayak nggak inget perjalanan hidup jaman kamu masih kecil aja sih ...."

Hari minggu kemarin pun aku dengar begini:

"Saat merasa penuh beban... ini lah saat yang tepat untuk bersyukur. Karena dengan bersyukur, sebenarnya kamu berkata bahwa AKU LEBIH BESAR DARIPADA BEBANKU"

Hemm .... kayak orang nggedein badan pas fitness ya? Aku rasa, orang nggak akan dapet hasil yang maksimal kalo barbel yang diangkat tiap hari cuma sekilo ... pada satu saat Ia harus rela dan mau angkat barbel yang berat banget ... merelakan otot2nya berkontraksi maksimal ... merelakan untuk menikmati bagaimana nyerinya otot2 itu malam hari setelah selesai latihan beban ... dan, tanpa disadari, pelan-pelan badannya "jadi" ... kekar .... siap jadi "Be Our Cover" Menshealth bweheheheh

Ok, aku sudah meracau terlalu banyak. sebenarnya ini cuma medium buat mengingatkan diri sendiri supaya lebih legowo di saat sempit.

Buah durian buah selasih

Sekian dan terima kasih.



Friday, November 20, 2009

The Mother



Untuk kali kesekian, aku disini.


Menghirup perlahan kopi tanpa gula.

Aku suka tempat ini. kedai kopi dengan paduan aroma kopi, lantai kayu coklat hangat dan keteduhan yang ditawarkan tempat ini benar-benar membuatku senang.

Hemmm senang bukan kata yang tepat .... tempat ini membuatku tenang.

Anak muda di depanku ini memainkan pianonya dengan nada-nada sendu.

Umurnya sebaya dengan anakku, kutebak.

Aduh, aku jadi rindu dengan mereka, anak-anakku.

Kurasa, aku sudah berhasil membuat mereka jadi manusia yang tangguh.

Doaku dari dulu memang itu.

Bukan pengen anak yang cerdas.

Tapi anak yang nantinya jadi manusia ulet. manusia tangguh.

Apa pun pencapaian mereka dalam hidup, aku seperti jadi bagiannya.

Aku Ibu mereka.

Kembali, pandanganku tertuju pada pemain piano.

Wahai anakku, apa yang membuatmu sendu?

Wajahmu pilu nak...

Aku mengamati rasa hatimu meski kau tak tahu.

Isi hatimu tergambar dari denting yang kau buat.

Rasa yang tertahan malu...

Rasa senang yang menggebu...

Rasa rindu ...

Rasa marah ...

dan sedih.

Aku mengikuti perjalanan rasa hatimu.

Aku tahu bagaimana kau selalu melihat ujung jalan dan berharap Ia datang.

kau pasti merindunya seperti orang gila.

Aku tahu bagaimana kau senang saat kali pertama Ia tersenyum padamu.

Kau pasti merasa lantai jebol dan sedang berjalan di awan. percayalah anak muda, aku tau seperti apa rasanya.

kemudian, kalian berdua dilanda rindu

digulung badai cinta.

aku saksi, saat kau merajuk Ia terlambat menjemput.

saksi saat kau senang karena ia memberimu kado kejutan ulang tahun dan menyanyi di tengah kedai ini dengan suara baritonnya yang pas-pasan ....

sekarang, jiwamu seperti menghilang. denting yang kau buat, tak bernyawa.

Denting pianomu ... simfoni hidupmu...

dan aku lah salah satu penontonnya meski kau tak tahu.

Anakku pasti suka dengan tempat ini.

Sama seperti Ibunya, Ia suka dengan aroma kopi yang selalu sukses membuat tenang.

Ia juga suka denting piano. Dulu, jaman masih kecil, kalau Ia rewel... putarkan saja kaset Richard Clayderman. langsung anteng.

Wahai anak muda pemain piano. kamu tampan. bahkan saat air mukamu sedang sendu.

Kopiku sudah habis.

"Mbak, minta bill!"

"Baik Bu..."

"Pemain piano itu namanya siapa tho?"

"Ooooh Mas Raka, namanya Bu.... kasihan Bu, Mas Bayu, pacarnya meninggal dunia belum lama ini... sakit!"

"Ooooo......"

Raka .... aku rasa ... sudah waktunya Aji, anakku kuajak ke kedai kopi ini.

(bersambung)


Sunday, November 15, 2009

The Pianist


Kedai kopi ini sempurna.


Karena, kedai kopi ini menyediakan cangkang yang nyaman saat aku butuh menyendiri mencuri sedikit sunyi.

Karena, kedai kopi ini menyediakan teh bunga yang mujarabnya tidak kalah dengan satu cangkir kopi kental. Dimana lagi ada kedai kopi yang menyandingkan kenikmatan seimbang setimbang kopi dan teh.

Karena, kedai kopi ini adalah panggung kecil yang menampilkan fragmen-fragmen hidup.

Lelaki temu janji dengan perempuan selingkuhan. Adu mulut kecil kemana dan dimana bersembunyi mencari sarang kecil memadu cinta.

Perempuan yang menyeka mulut anak lelakinya yang terlalu bernafsu menikmati roti coklat dan meninggalkan lelehan coklat dimana-mana di sekitar mulut dan kerah baju.

Lelaki bertemu lelaki dan curi-curi berpegang tangan di bawah meja. Cinta itu akan selalu indah jauh melampaui batasan jenis kelamin.

Lelaki menghibur belahan jiwanya dengan kado kecil dan perempuan yang menjerit kegirangan.

Disinilah aku menyendiri mencuri sunyi.

damai sekali.

dan sekali lagi, kulihat dia.

melihat jemarinya menari perlahan diatas tuts piano, selalu meninggalkan kesan rasa.

Terkadang, iramanya membawaku seperti menari di rinai hujan yang bergerak perlahan.

Terkadang, iramanya membuatku merasa rindu tak berketentuan.
Jangan ditanya aku rindu pada apa atau siapa.
Aku tidak tahu.
Aku cuma merasa rindu.

Sekali lagi, kulihat dia hari ini.

Wajahnya kuyu.

bahunya layu.

tak kulihat jiwa di bola matanya.

kemanakah Ia ... sepertinya jiwanya mengembara.

jemarinya menari pelan.

pelan sekali.

bergerak satu-satu.

denting piano seakan berteriak,

"Kamu tinggalkan aku kelu..."

dan tatapan matanya menyapu ujung jalan yang terlihat dari jendela kedai kopi ini.

Matanya bercerita,

"Aku masih ingat sayang, saat pertama kali aku melihatmu di ujung jalan sana .. berlari-lari menghindari rinai hujan yang rindu ujung celana khaki-mu .... aku sudah jatuh cinta"

"Dan hari berikutnya..."

"Hari berikutnya..."

"Sampai kehadiranmu di ujung jalan sana membuatku kecanduan"

"Hari saat engkau buka pintu kedai ini, adalah hari paling menyenangkan buatku ... meskipun, engkau tak tahu"

"Jemariku seakan berjiwa saat engkau datang. Ia bersenandung girang. Ah, semoga saja rasa itu juga kau bisa raba"

"Aku kecanduan di kali pertama"

Ternyata benar, hidup itu adalah energi yang bertransformasi.

dari pojok ruangan kedai kopi ini, kurasakan hatinya bicara. Lewat denting, lewat mata, lewat air muka.

Sekarang aku semakin awas mengamati bahasa tubuhnya.

Wahai pemain piano, apa lagi yang engkau rasa?

Bahunya makin lunglai. Bahunya bicara,

"Jemariku sekarang sudah berpindah pemilik ... Ia menari di atas tuts piano ini atas kuasamu ..."

"Sekarang, aku kelu .... aku rindu..."

Aku di pojok ruangan juga merasa pilu.

Sekarang, Ia berdiri ... tatapannya menatap ujung jalan.

"Guys, gue balik dulu ya .... sampai ketemu besok...."

Ada kucuri dengar,

"Kasihan ya mas Raka ........ Mas Bayu itu orang baik, kok meninggalnya cepet"

Teh bunga di cangkirku membeku.

Tuesday, November 10, 2009

Menghentak ...


Dengarlah suara jantungku diketuk rindu.


Saatnya meninggalkan lara sendirian.

Biarkan Ia ada di pojok ruang.

Ini caraku mengusir luka.

dengan memperkosa lantai dansa.

Menggeliat merobek lara.

Sunday, November 08, 2009

Lagi-lagi Gigi ... Gigi Lagi-lagi



Sayang, Aku si anak kampung jalan-jalan ke Bali.

Aku mulai suka dengan terik matahari pinggir pantai.

Aku mulai tidak peduli bagaimana kulitku sewarna madu berubah menjadi warna karamel yang telat diangkat.

Aku pergi ke Nusa Lembongan hari kedua kali ini.

Belum pernah kesana.

Kawan-kawanku satu rombongan pun belum pernah kesana.

"Pokoknya Gus, disana nanti kita bisa tur kecil ke desa liat budi daya rumput laut"

hemmm .. belum pernah.

"Terus kamu bisa naek perahu pisang alias banana boat"

wow, belum pernah.

"Terus kamu bisa snorkeling liat ikan!"

liat ikan pernah, tapi snorkeling belum pernah.

kayaknya menyenangkan.

Pergilah aku kesana naik kapal pesiar paling besar yang pernah aku naiki. Bentuk kapal lautnya kayak ikan pari dengan dua buritan kiri kanan.

angin sepoi-sepoi membelai perut gembul yang SOK dibiarkan terbuka tanpa pakaian.

oooohh... jadi kayak begini ya kalo bule-bule kulit pucat cuma pake celana gombrong tanpa celana dalam jalan-jalan dengan santainya menikmati terpaan udara angin laut.

Aku punya potensi besar untuk masuk angin. well, masuk angin karena terpaan angin laut mungkin rasanya beda dibanding kalo aku kena masuk angin udara Jakarta. oke lah, aku ambil resiko itu dengan suka hati.

kepongahan si anak kampung berlanjut.

anak kampung telanjang dada dengan perut gembul, SOK menantang angin laut dengan berdiri persis di depan geladak kapal yang melaju kencang.

Ooooh ... jadi kayak begini ya rasanya Mas Jack Dawson di film Titanic sambil berteriak "I am the king of the world!!!"

Aku juga pengen berteriak begitu sih, persis kayak di film Titanic. Tapi .......... aneh nggak sih? ... anak kampung berkulit item begini berteriak kayak begitu? yang ada nanti aku diketawain lagi sama bule-bule di sebelahku ini.

Sampailah aku di Nusa Lembongan.

Kembung.

Kegiatan pertama di pulau ini, tur keliling desa.

Yaaaaah ... nggak berkesan! lha wong aku juga dari kampung. Semua yang mereka lalukan, juga aku lakukan kok dulu, sebelum aku merantau.

Mungkin ini baru pemanasan ... the best is yet to come dear! sing sabar yo cah bagus.

Makan siang ala bule.

Bistik sapi setengah matang, ikan marlin panggang, dan salad ala italia.... perutku menyambut dengan suka cita.

Biasa makan di warteg, terus tiba-tiba makan asik masyuk begini ternyata nggak terlalu membikin kaget!

kombinasi perut agak kembung dan limpahan makanan bule berujung apa hayoooo?

perutku tambah buncit.

Apa lagi sekarang?

Waktunya main Banana Boat!

belum pernah...

asyik asyik asyik ...

kayak di film-film gituh .. kesannya heboh banget!

pasti menyenangkan.

Ternyata MENGERIKAN!

kombinasi dari anak kampung duduk di paling depan perahu karet pisang... laju perahu yang KENCENG BANGET ... ombak yang besar!

Tau si anak kampung teriak apa?

"Arrrrggghhhhh I DON'T WANNA DIE!!!!!!"

Iya, si anak kampung bisa berbahasa inggris dengan canggih saat Ia ketakutan hihihi

kemudian tiba-tiba disusul dengan teriakan

"Aguuuusss .. YOUR ASS IS ON MY HAND!!!! DAMN IT!!!"

ohohoho saking ngerinya aku tak sadar beringsut ngglosor pantat ke belakang dan dengan manis menduduki tangan orang di belakangku....

TRAGEDI BERLANJUT!

Perahu pisang DENGAN SENGAJA DIGULINGKAN!

SETAN! SETAN! SETAN!

Kami semua bergulingan jatuh ke lautan.

Tapi, bukan kami saja yang JATUH KE LAUTAN ....

Sangking kencengnya aku berteriak, mulut mangap sempurna ...

GIGI PALSUKU - MELAMBUNG - KE - UDARA - DAN - JATUH - KE - AIR

Panik bukan kepalang!!!!

Tuhan .... JANGAN BIARKAN HAMBA MELANJUTKAN SISA LIBURAN DENGAN GIGI OMPONG DOOOONG!!!

Tanganku serasa berubah jadi 5000 tangan gurita yang panik meraba-raba air di sekelilingku berusaha mencari GIGI PALSU!

"Agus .... ayo buruan naek ke perahu!"

Ehhhhh SETAAAN ... NGEMENG AJE LO !!! SINI KEILANGAN GIGI TAUUUK!

Iya, kawan-kawanku ini ternyata bukan teman sejati ... masa, temannya kesusahan malah dibalas tempik sorak ketawaan.

GIGI KETEMU .....

Pelajaran berikutnya, TUTUP MULUT SEMPURNA!

tak ada ada lagi teriakan keluar dari mulutku.

MENJERIT DI HATI!

Perahu pisang lagi-lagi sengaja digulingkan!

Kami berhamburan jatuh ke air.

Sangking kerasnya .... MULUT KEBUKA (LAGI)!

GIGI PALSU - MELAMBUNG - KE - UDARA - DAN - JATUH - KE - LAUTAN - UNTUK - KALI - KEDUA

Hadooooooohhh!!!!!

Panik (lagi)

"NYEEET! GIGI GUE JATUH LAGI!'

Iya, confirmed .... mereka bukan teman sejati .... teman kesusahan kok dibalas tempik sorak ketawaan.

Gusti Sing Paring Urip ternyata lagi nggarap aku !

Mungkin dia pikir ..."Waaah lumayan ... ada tontonan SRIMULAT GRATIS!"

GIGI KETEMU ...

dan saya berpikir ulang seribu kali untuk melanjutkan kegiatan pesiar dengan SNORKELING! ...

LANJUT NGGAK YAAAAAA?????!

Friday, November 06, 2009

Payback Time ...



Sayang,


Ini hari pertama aku di Bali menikmati liburan.

Aku sekarang ada di Bacio.

Berlari sana-sini di lantai dansa... meluapkan rasa.

Aku pulang saat anjing-anjing jalanan sudah lelap tidur.

Dalam perjalanan menuju penginapan, aku melihat seorang Ibu dan anaknya yang kuduga sebaya umurnya denganku sedang berbincang di sebuah kedai kopi 24 jam.

dan aku terkenang pembicaraan beberapa waktu lalu dengan si Mamah.

----------------------------------------------

"Kamu cinta dengan pekerjaanmu Gus?"

"Mamah, Aku menyenangi apa yang aku kerjakan untuk mencari makan"

"Bahagia Gus?"

"Bersyukur ... dan kemudian bahagia Mah..."

"Kamu banyak senang ya Gus?"

"Diantara susah senang .... Aku bisa bilang, selama ini hidupku lebih banyak senangnya Mah...."

"Syukurlah ... mungkin, ini waktunya Gusti Allah mengganjar kamu dengan banyak hal yang baik .... kamu udah kasih liat sama DIA kalau kamu anakNYA yang tangguh.... ini adalah bayaranNYA kamu karena nggak mengeluh jaman dulu kecil hidup agak susah"

"Manis sekali kesimpulan Mamah"

"Aku cuma menyatakan hal yang mudah untuk disimpulkan... itu saja"

"Aku sayang sama Mamah"

"Aku juga sayang kamu, anakku"

--------------------------------------------------------------

anjing-anjing jalanan masih terlelap saya aku lewat.

Aku Si Batu Kali


Sayangku, Aku sedang ada di Bali...


mati kutu ndak ada kamu dan aku rindu.

Semua kombinasi kesenangan disana berkurang maknanya saat kau tak ada.

Villa tempatku menginap berseberangan dengan orang jual patung batu khas bali.

Sambil mengingatmu, aku menikmati bagaimana para tukang pahat patung batu beraksi.

lalu aku menemukan kesamaan.

antara Gusti Allah, tukang pahat, batu kali.. dan hidup.

batu kali tak berbentuk indah saat ditemukan.

sampai akhirnya si tukang pahat memukul penatah batu dengan keras... menyakiti sang batu ... memutilasi bagian-bagian tertentu dari batu itu... dengan tekun... dengan cinta ... dengan rasa ... sampai akhirnya batu kali berubah menjadi karya seni.

Mungkin, mekanisme yang sama terjadi dengan hidup kita ya ...

seringkali, kita tidak pernah tahu kenapa hidup begitu keras ... menghantam .. meninggalkan nyeri ... meninggalkan sedih ... penuh tega.

padahal .... mungkin, ini cara Gusti Sang Pembuat Hidup memukulkan besi penatah terhadap jalan hidup kita ...

membuang hal-hal yang tidak perlu

tak memberikan kesempatan pada kita bertanya-tanya.

berkali-kali

hingga seringkali meninggal nyeri

sampai akhirnya ... hidup kita dibuat indah.

seperti batu kali jadi karya seni.



Tuesday, November 03, 2009

H.O.R.N.Y


Aku beri tahu ...


Saat setiap pori di tubuhku berteriak rindu,
Aku ingin engkau memasuki setiap relungku

Saat keringatmu seperti rinai hujan dan jemarimu menari di sela-sela
Aku ingin engkau tahu, bahwa engkau sudah menggenapi

Begitu berkali-kali
Sampai mati
Sampai yang kudengar hanya sunyi

Friday, October 30, 2009

Anak Cengeng Kangen Karo Bapake....


Belakangan ini aku sering ngimpi ngobrol sama Bapak.


Aku jarang sekali ngobrol sama Bapak.

Abis, Bapak kalau diajak ngobrol... jawabannya pendek-pendek... dan suka pedes nyelekit komentarnya.

Tapi sekarang, aku kangen sekali momen dimana aku dan Bapak duduk berdua ... diem nggak ngerti mau ngomong apa.

dan masing-masing sibuk dengan cangkir kopinya.

Dari si Mamah, aku belajar tentang pemaknaan hidup.

Dari si Mamah, aku belajar menghargai detil-detil kecil dalam hidup dan berbahagia karenanya.

Dari Bapak, aku belajar bahwa hidup cuma menyisakan ruang lapang buat orang-orang kuat ... orang-orang yang tahan banting ... bukan pecundang .. .bukan pengecut.

Bapak pernah bilang:

"Agus boleh cengeng, tapi Bapak nggak ngajarin kamu jadi pengecut!"

"Kayak gitu aja kok ngeluh ... ayo kerjain lagi! awas! kalo berhenti ... bapak pukul pake gagang sapu!"

"Kamu itu kuat ... tapi gampang nyerah! mau Bapak lelepin?! ayo ngapung! ntar Bapak ceburin ke yang lebih dalem baru nyaho!"

"Bapak yakin sama Agus ... kamu bisa lari 6 keliling! kalo kamu sampe pingsan gara-gara itu ... Bapak beliin apa yang kamu pengen! Bapak yakin sama kamu... jangan cengeng ... jangan kasih Bapak muka jelek.. lari! sekarang!"

"Ya udah, nangis dulu sana! kalo udah selesai nangisnya.. terusin lagi ya!"

Spartan banget!

Dulu saya benci banget.

Tapi sekarang baru kerasa.

Ini cara Bapak menempa saya untuk lebih bisa menghargai diri sendiri. Bahwa aku sering lupa kalau aku ini lebih kuat dibanding yang aku pikir.

Ini cara Bapak mau bilang, "Agus bisa kalau Agus mau!"

Sekarang, kalau lagi merasa nggak ada daya lagi buat melakukan apapun.

Aku kayak denger suara Bapak.

"Agus bisa kalau Agus mau!"

Dan karena itulah,

Sekarang aku kangen sekali sama Bapak.


Thursday, October 29, 2009

Buah Duku Buah Selasih, Sekian Terima Kasih ...



Terima kasih,


Untuk setiap keajaiban-keajaiban kecil dalam hidup.

Kamu adalah pemantik api.

Terima kasih,

Setiap saat bersamamu, seperti membuka kotak perhiasan yang ditimpa sinar matahari pagi.

Kamu berhasil memunculkan pendar di setiap detiknya.

Terima kasih,

Telah membawaku memasuki relung-relung paling dalam hingga memunculkan pemaknaan baru tentang apa itu bahagia.

Kamu adalah kereta kencana dalam dongeng.

dan yang terakhir,

Terima kasih sudah memaknai kesempurnaan dalam ketidaksempurnaanku ...

hari ini

nanti

esok

i love you.

Saturday, October 24, 2009

Tentang Kerinduan ...



Sayang, surat ini kutulis saat embun mulai membeku


jejakmu disini membeku.

dan bayanganmu, membuat sepi jadi mati suri.

Rasa haus ku padamu seperti air tertuang pada gelas retak.

pada satu kali tertuang dan seterusnya tak akan genap.

sampai engkau hadir dan jejakmu cair.