Sunday, August 30, 2009

Daun Singkong Oh Daun Singkong...


Gara-gara kemarin makan nasi padang beserta uba rampenya... tau kan? sambel ijo dan daun singkong.


aku lama sekali ngliatin daun singkong itu dan senyum sendiri

jadi inget Bapak.

Bapak paling anti sama yang namanya daun singkong.

Masakan apa pun kalau kecampuran daun singkong, dijamin ndak akan disentuh.

Air mukanya kalau dibayangkan sekarang sungguh lucu hehehe ... kayak anak bayi melepeh bubur susunya.

alasannya, "Haduuuuh ... awit cilik panganane godhong telo puhong ... wis tuwo kok yoo iku maneh! ora gelem aku!"

terjemahannya, "dari kecil makan daun singkong teruuus ... udah tua begini masak daun singkong lagi! ndak mau!"

Aneh! tapi ya itu lah Bapakku.

Jadi mikir, kita kadang terlalu melekatkan satu benda dengan yang namanya rasa.

rasa yang dilekatkan macam-macam ...

Bagaimana dengan diriku sendiri? haduh .... daftarnya bisa macam-macam.

--------------------------------------------

Saya dan Masakan si Mamah
Si Mamah itu hobi masak dan jangan ditanya, masakannya enak! dulu jaman kecil, jaman kami hidup prihatin ... satu hal yang jadi hiburan si mamah adalah membuka-buka buku resep masakan setiap sore. Air mukanya sumringah penuh senyum membayangkan Ia sibuk di dapur memasak apa yang ada di buku resep. Kami anak-anaknya suka sekali memperhatikan. Di mata kami, air mukanya membahagiakan.

Dalam hati aku berjanji, "Kalau nanti aku kerja dan punya uang, aku akan memastikan si Mamah punya uang untuk bisa masak apa pun yang Ia pengen Masak! aku akan memastikan di meja makan ada masakan-masakan hasil jiplakannya lewat buku masak yang dulu cuma ia buka-buka dan baca!"

dan sampai sekarang, setiap aku nelp si Mamah... pertanyaan pertamaku adalah:

"Masak apa Mah?"

terlontar otomatis begitu saja.

Kalau jawabannya dia masak yang menurut ukuranku "sederhana" misal:

"Alaaah ngene wae Gus ... njangan (sayur) bayem bening karo tempe bacem!"

aku kok merasa bersalah ya heheheh .... kayak aku kurang ngirimi beliau uang hahahahah.

kalau jawabannya:

"Masak nasi jaha plus tino ransak bulu!"

"Masak ayam bacem sama kare kentang!"

Bahagia sekali rasanya! hahahahahaha

---------------------------------------------------

Saya dan traktir teman
Jaman aku kuliah... aku pernah mengalami yang ..errr kasarnya ya, mbeli teh botol aja mesti mikir berkali-kali! :)

Kalo inget jaman itu aku suka mikir,

"Kok idup gue dulu kayak di film Dono Kasino Indro pas mereka lagi kuliah ya ....!"

komedi banget!

dulu, alam sadarku berkata

"Kalau nanti aku urip mulyo ... bekerja dan menghasilkan uang ....aku ndak mau itungan kalau soal makanan! kalau aku ada uang, aku ndak akan mikir dua kali untuk ngajak temen makan enak! kalau bisa, aku yang traktir-traktir!"

dan kejadian sampai sekarang

aku sulit mengerem kebiasaanku makan enak kalau lagi ada duit.

-----------------------------------------------

Saya dan Tas
Jaman aku kecil dulu, ada seorang kawan yang koleksi tas "Sanrio"-nya uedaaan banyaknya!

Kalau ndak tau "Sanrio" ... itu merk dari jepang yang mengeluarkan karakter kayak "Hello Kitty" ... "Twinkle Twinkle Star" dan banyak lagi lah!

Aku dulu melongo liat dia ganti-ganti tas kayak ganti-ganti baju!

buatku, hidupnya dia bahagia banget! heheheh

Sekarang, aku suka mbeli-mbeli tas walaupun kadang ndak aku pake karena ndak cocok!

Bukan tas yang harganya mahal siih ... tas-tas biasa yang masih kebeli sama duit gaji tiap bulannya tapi ya itu ... ndak pernah bisa dipake!

kalo ngeliat onggokannya di lemari, rasanya sayang sekali!

Tapi begitu aku mau kasih ke orang .... percaya lah, rasanya seperti mau pisah sama pacar

berat banget!

------------------------------------

Saya dan Tustel
Dulu, aku selalu menganggap bahwa tustel itu barang mewaaaaah banget! rasanya jadi manusia yang paling eksis banget deh kalo punya tustel.

Pikiran bahwa tustel itu barang sangat mewah terbawa sampai sekarang

setiap ngeliat tustel digital ... mengabaikan bisa membelinya... aku kok selalu merasa kayak mau beli mobil. muahaaal banget! heheheheh

dan jadilah sampai sekarang aku ndak pernah punya tustel. ada yang mau kasih ? :)

Ihhhh .... daftarnya baru keinget empat ... tapi kok aku kayak orang sakit jiwa ya .....

Sunday, August 16, 2009

"UP" .. Pilem Sialan!


Sialan!

Begitu selesai nonton film ini,

Otakku seperti kelas penuh dengan kanak-kanak badung yang berteriak riuh rendah saat Ibu Guru ndak masuk.

Katanya hidup itu seperti berpetualang,

belok kiri atau belok kanan?

nyebrang kali atau naek pohon?

nanjak atau ndronjong berlari turun?

kita ndak pernah tahu tantangan macam apa lagi yang bakal disajikan di depan kita.

Petualangan langsung dimulai begitu paru-paru di kotori udara dan kita membuat kotor semesta dengan polusi suara di kali pertama

dengan siapa kita ditemani berpetualang jadi tidak penting lagi

pada ujungnya, tiap orang punya plotnya sendiri-sendiri.

saat berpetualang,

kawan bisa datang dan pergi

musuh bisa datang dan pergi

bahkan yang kita anggap sigaraning ati alias belahan jiwa pun bisa pergi

yang kekal cuma RASA.

Dari suami

dari istri

dari kawan

sebenarnya kita sedang belajar bersama-sama untuk memahami apa artinya "berteman dengan kesendirian"

sudah terlalu lama kita dilenakan dengan ilusi untuk melupakan seorang kawan bernama "kesendirian"

suami mati

istri pergi

kawan permisi mau mandi

dan kita ditinggal dengan plot petualangan yang harus dijalani sampai akhir.

pada ujungnya, kawan bernama "kesendirian" adalah partner sejati.

Carl Fredricksen, sang kakek tua di film ini seperti mengingatkanku untuk terus bermimpi.

Kata Simbah Carl ... mimpi adalah bahan bakar utama kita mengarungi petualangan sampai gigi kita ompong (wait, aku sudah ompong sih sekarang) ... sampai nafas kita satu dua .. sampai jalan pun harus pakai tongkat kaki empat.

Katanya pula, suami .. istri .. sahabat ... kerabat adalah sekedar sisipin karakter peneman pada setiap bab-bab dari plot besar petualangan kita.

bersiaplah untuk kemungkinan ditinggalkan mereka begitu kita berpindah bab

sialan sialan sialan!

maksudnya pengen ha ha ha hi hi hi

malah kejebak nulis sing ndak nggenah macam begini


Wednesday, August 12, 2009

Mari Bicara...


Aku mau bicara ngalor ngidul dulu ah ...

Baru saja mbaca tulisan dewi lestari di blog-nya ... tentang hubungan antara anak dan orang tua. Dalam hal ini, hubungannya dengan sang Ibu.

Menyentuh sekali...

Bagaimana tulisannya membuatku menyusuri relung-relung paling dasar antara hubungan saya dengan Mamah dan Bapak.

Kata Mbak Dewi Lestari, pada ujungnya... yang paling esensial adalah bagaimana anak dan orang tua berbicara dari hati ke hati tidak dalam konsep anak dan orang tua ... namun sebagai manusia utuh.. dewasa.

Bagaimana satu individu yang matang berkomunikasi dengan individu yang lain yang bersama-sama menjalani hidup .. ditempa dengan pengalaman ... dan belajar banyak dari kehidupan.

Kalau merunut perjalanan kami,

Aku semakin sadar

Begitu kuatnya pengaruh Mamah dan Bapak tentang bagaimana kami memaknai hubungan kasih ... menunjukkan rasa sayang ... juga bagaimana kami memandang dan menjalani hidup.

Demikian juga, aku merasa ... bagaimana kami bereaksi terhadap apa yang terjadi dalam hubungan mereka, memberikan pembelajaran bagi Mamah dan Bapak mengenai pemaknaan cinta kasih ...

--damn, at this point ... a glass of cold beer will be just fine! hehehe--

Tidak ada sekolah dimana kita bisa belajar untuk menjadi orang tua

Landasannya cuma keyakinan bahwa kita harus rela untuk bertemu dengan pengalaman-pengalaman baru dan harus bereaksi terhadap pengalaman itu ...

siap atau tidak siap itu bisa didebat sampai waktu yang terentang.

Aku meyakini seorang perempuan tidak serta merta tumbuh rasa keibuannya...

pas mak mbrojol anak dari rahimnya ... satu hal yang Ia rasa mungkin justru bukan rasa keibuan yang membuncah

jangan-jangan justru rasa kaget...

kaget kok yo iso methu jabang bayi dari badannya

kaget lan was-was .. "Aduuuh piye carane aku le ngrawat iki jabang bayi"

Rasa keibuan tumbuh seiring dengan Ia mengalami pengalaman-pengalaman baru

ngganti popok kalo eek

mulai belajar membedakan tangisan bayi ... tangisan kalo laper beda dengan tangisan kalo dia ngompol ...

Ia bertumbuh seiring dengan sang anak bertumbuh...

mengagumkan ya! ...

hihihihi aneh... aku kok ngomongin tentang ibu-ibu sih ...

Tanpa disadari,

orang tua dan anak ada dalam relasi saling membutuhkan untuk mereka bisa bertumbuh .. untuk mereka bisa mengalami pengalaman-pengalaman baru yang sudah direncanakan oleh Sang Hidup.

yang satu jadi ndak pengin kehilangan yang lain.

lompat sedikit ah,

Jadi inget.. kemarin pas lagi ngopi-ngopi cantik di sebuah mal

Aku ngliat Ibu muda, baby sitter, anak dan tas belanjaan

yang nggendong anak siapa? baby sitter

yang njinjing tas belanjaan siapa? Ibu muda

aku kok jadi sedih.

Perempuan itu baru saja kehilangan satu momen dimana Ia sebenarnya punya kesempatan untuk merasakan perjalanan pengayaan batin.

Dari dulu, aku selalu suka dipeluk dan memeluk si Mamah

Buatku, aroma tubuhnya adalah aroma yang paling enaaaak yang pernah ada di dunia

aroma tubuhnya menentramkan.

Dulu, aku selalu suka bagaimana Bapak menggandeng tanganku setiap kami punya kesempatan piknik ke Kebon Raya, Bogor. erat dan mantap .. rasanya, semua akan baik-baik saja kalau ada Bapak disebelahku.

Dulu.......errrrr....... aku tidak terlalu suka dengan cara spartan Bapak mendidik kami.

Aku ndak akan mencontoh caranya ... tapi toh sekarang aku salut bahwa karena itu, aku diajar untuk tidak terlalu gampang mengasihani diri sendiri.

dan perempuan yang kulihat tadi baru saja menukar rasa-rasa itu dengan tas belanjaan.

aaaah mungkin aku saja sih yang terlalu sensitif.

Ok, balik lagi ke topik awal.. hehehehe

eh, tunggu .. di awal aku ngomong apaan sih?

tunggu bentar aku scroll ke atas dulu hehehehe

lupa bouw...

o iya,

Kurasa, beberapa tahun belakangan ini lah... kami mengalami pengalaman-pengalaman baru nikmatnya melepaskan atribut anak dan orang tua tanpa melepaskan rasa hormat

dan bicara sebagai manusia yang matang

dan kemudian memaklumi dengan ikhlas proses pembelajaran hidup.

Ini juga berkaitan dengan pemaknaan ku mengenai kata MAAF seperti yang pernah kutulis sebelumnya.

Perlahan, tembok dendam terkikis runtuh ...

rasanya damai sekali

dalam hidup, baru kali ini perjalanan spiritualku membawaku ke level "kedamaian" yang baru ...

pertanyaannya untukmu,

apakah kalian juga sudah mengalami hal yang sama?

--mandi lagi ah ... kepalaku kok tiba-tiba panas abis nulis yang sok daleeeem begini heheheh--



Tuesday, August 11, 2009

Menghitung Kado



Ehhh ... aku hebat! dalam satu hari menulis dua postingan heheheh ...

Ok, mari berlanjut aaah

Iya iya betul ...

Rejeki .. kenikmatan dari Gusti Sing Paring Urip itu ndak akan pernah bisa dihitung sama kita manusia.

dalam bahasa enggris ... dan kudengar di pilem "Kungfu Panda" ... dibilangnya eperiday is a giv ... dat is way dey kol it presen ...

Setiap hari, Gusti Sing Paring Urip bagi-bagi kado buat kita semua ....

Wow ... Supermarket deket kost-kostan kalah tuh ... padahal Supermarket itu selalu bilang padaku kalau mereka tiap hari bagi-bagi kado .. asaaaaaal beli minyak goreng minimal 2 kilo hihihihih

tapiii, boleh dong aku, sesuai dengan kemampuan mencoba menghitung kado apa saja yang sudah dikasih ....

biar aku semakin yakin kalo aku disayang sama Gusti Sing Paring Urip

pastinya sih disayang buanget .. lha wong bentukan bernama Agus Hariyo Purnomo ini, cuma SATU di dunia ... nggak ada yang sama percissss denganku heheheh

Kalo cuma satu ... kan pastinya di eman-eman ... errr maksudku itu bahasa jawa buat disayang-sayang .. walaupun ndak sampai digendong kemana-mana (mulai garing hehehe)

Hemm sampai seharian ini aku sudah di kasih kado apa ya :

"Supir metromini pagi ini ndak ugal-ugalan .... YANG ARTINYA aku dikasih kado ndak mengalami mual-mual dikarenakan metromini yang zig zag ndak karuan"

"Matahari pagi tadi cuma senyum malu-malu .. jadi ndak panas ... YANG ARTINYA aku ndak diperbolehkan bertambah legam kulitnya hihiih"

"Mau sarapan uenaak ... lontong sayur bersantan kental ....lha kok cuma nemu 2 keping Weetbix 100% whole grain dan satu sachet MILO... YANG ARTINYA aku ndak diperbolehkan untuk MENGGEMBUNG dengan sukses ... waktunya untuk diet hahahah"

"Tadi di jalan, ada mbak manis yang ngeliatin aku dengan tatapan kagum .... YANG ARTINYA aku masih tetap dikasih kegantengan dan masih enak diliat"

"Begitu masuk kantor, ndilalah radio tape nyala dan memutar Mbak Lady Gaga teriak-teriak Poker Face ... geyol geyol sebentar ... YANG ARTINYA Gusti Sing Paring Urip Request lagu sing mbikin aku bersemangat"

"Dikasih kerjaan sangat sedikit hari ini ... YANG ARTINYA, aku masih diperbolehkan santai-santai di kantor sambil browsing sana-sini heheheh .... termasuk kado dooong itu!"

dan kawan,

kadomu hari ini apa?


Monday, August 10, 2009

Tentang MAAF


Mari kita bicara tentang kata MAAF ...

Kata yang butuh waktu cukup lama buatku untuk bisa sepenuhnya memaknai.

Mendendam itu manusiawi kah?

Kurasa iya...

Apalagi ketika kita berkali-kali dibenturkan dengan situasi yang membuat rasa hati menjadi pahit dan getir

dibenturkan seperti memar yang belum hilang lebamnya namun keburu disusul dengan memar berikutnya di tempat yang sama ...

Thrombopop ... obat oles memar niscaya kurang digdaya untuk menghilangkan sakitnya.

lho... lhaaa kok malah ngomongin obat .. bwehehehe .. dasar cah gemblung!

Dua minggu lalu ada kudengar,

"In forgiveness there is love"

dalam maaf ada cinta... dalam cinta ada pemaknaan hidup ... dalam pemaknaan hidup ada tujuan ...

Dua minggu lalu pun ada kudengar,

"Mendendam itu seperti kita meminum racun ... tapi berharap orang lain yang mati"

Ketika kudengar kalimat sedemikian,

Aku seperti merunut kembali jalan hidupku

Aku diajak melihat kebelakang

dan mengingat bagaimana aku memaknai kata maaf.

Pernah nonton sinetron "Keluarga Cemara" ?

Keluarga kecil, sederhana, bersahaja dan sungguh gambaran ideal seperti yang yang ada di dalam buku-buku Enid Blyton ...

Naaah, keluargaku tidaklah seperti itu hehehehe....

Aku ndak bilang masa kecilku suram dan tidak menyenangkan

Helll yesss!!! masa kecilku sangat menyenangkan!! ...

tapi selain itu,

Aku dan Aan juga menghabiskan masa kecil dengan belajar susah payah memahami hubungan kasih Si Mamah dan Si Bapak yang sungguh rumit dan sangat sulit dimengerti ...

Katanya, Cinta esensinya ada di RASA ...

Tapi, ketika sang RASA sulit dimengerti bahkan cenderung menyakiti orang-orang di lingkaran orbitnya ...

Bukan kah cinta kemudian menghilang maknanya?

-eitttsss sedaaaap!! hahahahah Agus kalo ngelindur emang suka keluar kalimat dahsyat bweheheh-

Kami -Agus dan Aan adikku- tak pernah bisa memahami bahwa ada seorang perempuan yang justru karena rasa cintanya yang besar terkesan milih pasrah dengan keadaan .... seperti mencinta dengan mata yang tertutup, telinga yang tuli, dan mulut yang bisu

Di saat yang bersamaan... kami melihat seorang perempuan yang kuat ... dan mampu membawa kami selamat dari titik-titik badai dan berhasil membawa kami untuk tidak tenggelam dan bersyukur sesudahnya bahwa kami ini ternyata manusia yang kuat!

Aku juga berusaha memahami bahwa ketika ada kudengar

"Bapak sayang kok sama kalian .."

aku berharap bahwa aku mengerti dengan makna kalimat itu

sungguh-sungguh aku berusaha mengerti ...

dan ketika Aku sepertinya gagal memahaminya

Aku mendendam ...

Sekarang aku paham,

Dendam itu adalah manifestasi dari perasaan gagalnya aku memaklumi bahwa lelaki di depanku adalah manusia ...

dan manusia bukan malaikat yang tak mampu berbuat salah

Pernah dengar,

"Forgiveness is more about yourself" ?

kurang lebih dulu, si Mamah juga pernah berkata begitu

dan lagi-lagi, aku gagal mengerti

Dulu,

Maafku cuma maaf di bibir

Sekedar untuk menyamankan hati gundah ... untuk mengelabui hati yang pilu untuk sementara waktu ...

Dan benar ...

Satu kata ...

MAAF

butuh waktu lama untukku memaknainya sebenar ...

ada kudengar,

"In forgiveness there is love"

"Forgiveness is more about yourself"

Saya melihat ke belakang ...

dan saya mengangguk membenarkan.