Dan terdamparlah saya kembali di kafetaria ini tengah malam menjelang dini hari…
Saya semakin meyakini bahwa alasan utama saya untuk datang ke sini adalah memang ternyata karena bir dinginnya yang lebih murah harganya dibanding tempat lain yang buka 24 jam sambil menyediakan koneksi nir kabel gratis … atau mungkin karena jus buah berry yang penuh dengan muatan gula cair yang menimbulkan rasa ngilu di gigi saya yang sensitive…
Mungkin juga karena otak saya belum mau berhenti untuk berlompatan mengeluarkan banyak kata-kata tak bermakna yang pada akhirnya kalau tidak diikuti kemauan si otak ini, saya bakal gelisah guling-guling di tempat tidur tanpa bisa memejamkan mata…
Sungguh ajaib,
Sekarang saya sangat menikmati ritual aneh ini… terdampar di kumpulan orang-orang di sebuah kafetaria 24 jam … sendirian … menikmati sensasi melihat layar komputer kompak saya memuntahkan kata-kata selincah jari-jari saya menekan tuts keyboardnya…
Saya banyak memiliki teman-teman yang bermain di dunia sandang … teman-teman yang menggantungkan hidup dan semangat hidupnya dengan bekerja mematut padankan bagaimana manusia seharusnya memakai barang sandang dengan penuh gaya …
Tapi belum pernah satu kalipun saya melihat secara langsung pertunjukkan fashion sampai malam ini saya terundang di salah satu pertunjukkan itu …
Itu pun karena ketidaksengajaan …
Bukan,
Bukan hendak menisik mengenai trend mode yang ditontonkan … bukan juga berubah mendadak menjadi kritikus fashion yang menurut saya sangat hebat merangkai kata entah itu pujian atau cercaan terhadap sebuah karya busana … saya tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk melakukannya …
Tapi, sekedar ingin mendokumentasikan perasaan saya sendiri ketika akhirnya saya untuk pertama kalinya dalam hidup melihat hal sedemikian …
Oh iya,
Perkenalkan … saya Surmedungul Gondal Gandul …
Wong ndeso yang kebetulan karena Gusti Sing Paring Urip dengan sense of humornya yang tinggi itu menyelewengkan jalan hidup saya untuk berkesempatan sedikit mengecap gaya hidup cosmopolitan .. pastinya Surmedungul Gondal Gandul sering dibuat terkaget-kaget dengan banyak hal yang dialami atau dilihatnya ..
Malam ini Surmedungul kembali beberapa kali melongo dengan banyak hal yang dilihatnya …
Edan yo, kupikir kalimat “Kulit seputih dan semulus pualam” hanya sebuah kalimat penuh hiperbolis yang dibuat sebagai pemanis … tapi ternyata memang sebuah keniscayaan …
Dari mana mereka mendapatkannya ya ?
Kurasa, mereka tak pernah merasakan hawa panas penggorengan ketika sebuah telur mata sapi untuk sarapan tercipta
Atau mereka tidak pernah merasakan paparan debu hasil bauran hembusan debu jalan bercampur dengan asap dari knalpot metromini …
Atau aku yakin bahwa mereka pasti akan langsung gatal-gatal ketika kulitnya terpapar terik panas matahari ketika bus kota jurusan Kampung Rambutan-Grogol …
Mereka pernah bokek nggak ya ?
Aku iri dengan bagaimana mereka bisa tampak kinclong ….
Hampir tujuh tahun aku hidup merantau disini ... tapi kulitku ndak pernah bisa sekinclong itu ...
Hahahahaha ... kini aku seperti babu yang sedang mengkhayal jadi juragan, naik mobil mewah, dan dibukakan pintu mobilnya ketika mereka sedang berkunjung ke sebuah restoran mahal untuk sekedar makan cemilan selingan antara makan siang dan makan malam ...
Dasar wong ndeso ...
Dari mana mereka dapat uang sebanyak itu untuk merawat diri ngadi saliro ngadi busono seperti itu ya ?
Pernahkah mereka diburu tenggat waktu pekerjaan ... tunggu, bener kan bahasa indonesianya deadline itu tenggat waktu?
Pernahkah mereka ’sakit gigi’ ketika akhir bulan isi kantong tinggal tersisa budget untuk menikmati sarapan, makan siang dan makan malam di sebuah warung tegal yang rendang telurnya pun rasanya ndak karuan ? ....
Hahahahaha aku jadi inget warung tegal langgananku ketika akhir bulan yang sukses menghidangkan telur pindang dengan rasa jamu tapi tetap saja tertelan karena sudah tidak ada pilihan lain selain itu ...
Dan sekarang saya terdampar di sebuah klub yang harga untuk pertama kali masuknya pun setara dengan budget saya untuk 3 kali makan dalam sehari selama 4 hari berturut-turut ...
Ih, gaya sekali saya ini ...
Tunggu sampai kalender berputar dan menginjak hitungan belasan tanggalnya ...
Saya harus menelan kenyataan bahwa kondisi keuangan saya menipis dengan sukses karena si Surmedungul ini sok pengen dibilang orang kota dengan mengunjungi klab musik malam yang super mahal seperti sekarang ini ....
Eh, ralat ... saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun malam ini ... karena saya kan undangan ... siapkan saja uang senilai 25 ribu untuk ongkos pulang naek taksi ... gampang!
Yang penting gaya harus kota banget lah !!!!!
Tersenyum sok menikmati ketika cairan bernama bir dingin ini luruh turun dari kerongkongan ke lambung mengabaikan rasanya yang seperti jus buah pare ...
Tapi kalau dicermati ... sensasi bir dingin ini ketika terminum dipadu dengan dentuman musik aneh yang didengar sekarang memang kok menimbulkan rasa hati yang aneh tapi menyenangkan ...
Cis,
Saya terlalu berlebihan nampaknya heheheheh
Disebelah saya terdengar dua lelaki ayu cekikikan ngerumpi tentang bagaimana gantengnya si Fachri Albar ... sedikit mencuri dengar juga mereka berencana untuk menghabiskan besok malam ke sebuah klub
Saya merasa mereka sedang memperhatikan saya ..
Aneh mungkin dipikirnya saya sendirian di tempat seperti ini sambil asik klak klik menuliskan hal-hal yang tidak penting dan kemudian tersenyum sendiri membaca kalimat yang sudah terangkai ...
Iya, saya sedang kecanduan menikmati suasana seperti ini sendirian ... dengan mata tetap tertuju pada layar komputer kompak dan mendengarkan lamat-lamat celotehan orang-orang berbicara ... ditingkahi musik chill out yang beberapa diantara lagunya sangat familiar karena rekan kantor sebelah saya persis duduknya sering sekali memutar lagu itu di perangkat MP3 playernya ...
Asik sekali rasanya ...
Sekarang di sebelah saya sudah berganti manusia ... dua lelaki ayu tadi sudah beranjak pulang ... pulang? Well, saya ndak yakin mereka langsung pulang ..... tercuri dengar mereka ingin melanjutkan menikmati malam ke sebuah lounge di sebuah hotel masih satu deret jalan dengan kafe ini ...
Sekarang disebelah saya mejanya terisi dengan 4 orang perempuan yang nampaknya baru saja pulang dari ngumpul-ngumpul ... muka mereka sumringah sekali ... aaaah ternyata salah satu dari mereka baru saja jadian dengan pacar barunya ? ... yang lain penuh suka cita mendengar cerita si perempuan yang baru saja jadian ini ... tercuri dengar juga sang lelaki akan menjemputnya sebentar lagi ...
Pucuk cinta ulam pun tiba untuknya ... datanglah sang lelaki ...
Hihihih kurasa si perempuan buta ... lelaki ini juga AYU ... aduh, kurasa ia buta ... mana ada lelaki ’lurus’ yang berkali kali merapikan rambutnya seolah-olah hembusan angin lembut ini memporak-porandakan tatanan rambutnya yang terjaga kuat dengan gel rambut yang berlebihan itu …
Cinta dan perasaan memang bisa membutakan ...
Tunggu sampai si perempuan tersadar dari mabuknya ...
Realita itu memang kadang ...errrr... seringkali menyakitkan ...
Tapi kalo ndak begitu ... ndak merasa hidup kan ? ?
Bir dinginku sudah hampir habis ... rokok di bungkusnya tinggal tersisa dua batang ... hmmmph waktunya aku pulang nampaknya ... mataku pun rasanya sudah lima watt ... aku ngantuk ...
Kusudahi saja kalimat-kalimat yang tertulis ini ...
Selamat malam
Selamat tidur ....
No comments:
Post a Comment