gerimisnya masih ada ... tanahnya masih basah ... tapi mendungnya telah menghilang ... atau, begitulah setidaknya yang aku pikir ...
kemarin ibuku mengirim SMS begini :
" Aku baru saja bersih-bersih gudang, ku rapihkan koleksi kaset-kaset kita ... kumasukkan ke dalam kulkas semalaman dan kuputar dengan rewinding machine biar tetap enak didengar ... ku rapihkan juga koleksi buku-buku ..."
--sms terputus dan disusul sms sambungannya--
"aku juga rapihkan foto-foto koleksi kita, duh .. banyak sekali yang hilang ... foto waktu kamu masih bayi pun tersisa satu saja ... aku menyesal nggak merawatnya dengan lebih hati-hati ... sepertinya kayak lingkaran yang terputus"
well, yang namanya kenangan itu memang berharga banget ...
momennya boleh lewat ... orangnya boleh pergi ... perasaan boleh berubah ... tapi nggak ada yang akan lekang ... yaitu kenangan ...
pagi ini , aku tidak akan memberikan ruang yang banyak di otakku untuk pekerjaan ...wahai pekerjaan ... silahkan ambil istirahat sejenak ...
aku sedang mengumpulkan kenangan dan mau menuliskannya di sini ...
sekarang blog ini didedikasikan hanya untukku saja ... orang lain boleh tidak peduli dengan isi jurnal ini ...
orang lain boleh kesandung ke blog ini dan berpikir bahwa yang ada di dalamnya nggak penting sama sekali ...
toh apa peduliku,
aku mau bikin mini biografi untuk melestarikan kenangan untuk bisa dinikmati sendiri ..
baiklah, mari kita mulai
tapi, duh aku mesti mulai dari mana ya ?
yang ini mesti runuuut sekali dan detiil sekali ... aku nggak mau tercecer banyak ... hahaha abaikan "tercecer banyak" .. yang namanya 'tercecer' pasti konotasinya sedikit ... ok ok , aku nggak mau kehilangan banyak detil nantinya
jadi, aku musti mulai dari mana ya ?
ok ...
nama ?
Agus Hariyo Purnomo
duh, kalau aku menuliskan tanggal dan tempat lahir kok seperti biodata di daftar riwayat hidup ya ... nggak seru ah ... mungkin aku mulai dengan beberapa periode umur ? hemmm ... sepertinya seru ...
mulai ?
ok !
0 - 5 Tahun
Ibuku bernama Suharry ... Bapakku bernama Sandiyo ...
Sandiyo jejaka dusun di daerah Kulon Progo Yogyakarta
Ibuku perawan pinggir kota di daerah bernama Karang Waru Yogyakarta
Sandiyo lulusan Sekolah Pertanian di Magelang
Suharry lulusan SMA Bopkri Yogyakarta ...
Sandiyo masuk Secaba Polri
Suharry menunggunya
Sandiyo lulus Secaba Polri
Suharry minta dinikahi
Suharry dan Sandiyo menikah tepat ketika Suharry lulus SMA
lupakan mau jadi wanita karir... lupakan mau jadi perawat ... lupakan menjadi bassist wanita paling ok di yogya ... Suharry lebih memilih menikah dengan seorang Polisi berpangkat sersan ...
sekarang aku yang protes,
Ibuku jago main gitar ... cabikan bass-nya maut ! bahkan ketika aku SMP dan teman-temanku melihatnya nggitar di rumah .. mereka minta diajarin ... aku kagum dengan kemampuannya ... mestinya ibuku mengejar mimpinya menjadi musisi ketimbang menikahi seorang lelaki berpangkat sersan waktu itu yang pada akhirnya malah menikah lagi dua kali ... bahkan yang terakhir, istri ke tiganya seumur dengan adikku ...
Ibuku mestinya jadi musisi ...
Ibuku mestinya jadi bassist terkenal ...
tapi Suharry memilih menikah dengan Sandiyo
Menikahlah mereka dengan mas kawin 1000 rupiah dan peralatan solat lengkap dibayar tunai di tahun 1977 Januari ...
Merantaulah mereka ke Bogor ...
Ibuku hamil ...
waktu ngidam, ibuku bilang dia punya kebiasaan aneh ...
dia suka ndulit sabun batangan cap bebek berwarna hijau dan memasukkannya kedalam mulut serasa permen ... untung nggak keracunan ... kalau keracunan .. mungkin aku musnah ...
dia juga suka melakukan ritual pagi pergi jalan ke pom bensin dan membaui ruapan aroma bensin ...
sekarang aku tau kenapa aku se-aneh ini ...
di bilang waktu mengandung aku ... semalaman bakal gelisah kalau belum denger Janis Joplin dan Pat Boone ... duh satu kombinasi yang aneh ... tapi
sekarang aku tau kenapa aku bersuara merdu .. eheeem ...
kami tinggal pertama kali di asrama polisi Panaragan ...
Agustus 78 tanggal satu aku lahir ...
lahir di perjalanan menuju rumah sakit PMI Bogor ...
mungkin karena aku sudah nggak sabar melihat dunia
Ibuku bilang aku lahir di dalam kondisi yang penuh keprihatinan
semuanya serba sulit bagi keluarga muda itu ...
gaji yang tidak seberapa...
tinggal di asrama yang serasa berukuran kandang ayam
tidak punya barang berharga apapun kecuali cincin kawin dan radio transistor ... yang akhirnya ketika umurku belum genap setahun, cincin kawin dan radio transistor itu terjual untuk bertahan hidup ...
Memang gimana kondisinya ?
"Dulu sih mamah mandi di pemandian umum belakang komplek asrama ... terus pernah juga rame-rame nyebrang kali di belakang asrama cuma mau metik daun singkong untuk disayur sama ibu-ibu asrama yang lain yang seumuran dan sependeritaan dengan mamah ... beruntung ASi lancar ... jadi kamu nggak perlu susu kaleng ... mamah nikah di usia muda ... siap nggak siap harus siap ... untung kamu anak yang manis , nggak sakit-sakitan, nggak rewel ... tahan banting ... anak mamah emang paling hebat !!!"
makasih mah ...
aku tinggal di asrama itu sampai umurku lima tahun ....
kami tinggalkan asrama itu dan pindah ketika ibuku mengandung adikku aan ...
sumir aku masih ingat dengan bentuk rumah kami di asrama itu ...
sumir aku masih ingat jalan menuju sungai yang harus disebrangi ibuku untuk sekedar memetik daun singkong untuk disayur ...
sumir aku masih ingat bagaimana rupa ayahku untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi meninggalkan ibuku sendirian selama dua tahun kedepan sampai aku berumur 7 tahun dan kembali lagi sebagai orang asing bagi kami ...
--disambung nanti ....
No comments:
Post a Comment