Tuesday, January 20, 2009
Es Limun, Sepatu Bata dan Bahagia ....
Saya jadi ingat bagaimana Si Mamah mengajarkan kami anak-anaknya tentang apa itu bahagia.
Katanya, kami bisa bahagia kalau kami bisa menghilangkan rasa iri.
katanya, iri menghilangkan makna bahagia
Dulu, jaman masih SD... saya pernah pulang ke rumah dengan rasa gulana, iri dan sedih
"Mah, Si Anjari keren banget deh Mah... sepatunya Bata Top Ten warna item! bentuknya kayak sepatu warior yang aku pake sih ... cuma keren aja! bagus banget deh!"
Si Mamah alih-alih berkomentar, langsung membuka lemari...
mengeluarkan satu stell baju dan mengambil sepatu kemudian berkata
"Kamu pake deh Mas ...."
--saya kemudian berganti baju--
"Sekarang berdiri di depan kaca deh"
--masih tak mengerti apa maksud Ibu saya--
"Tuh Mas, lihat deh .... kamu itu GANTENG! Anjari rela beli lagi berpuluh-puluh pasang sepatu Bata Top Ten supaya dia bisa sekeren kamu sekarang! siapa yang butuh Sepatu Bata? tapi, Mamah janji ... kalau kita nanti ada uang lebih, kita beli sepatu itu ya Nak!"
Di lain kesempatan, saya pernah pulang ke rumah dengan rasa gulana, iri dan sedih
"Mah, aku sebal... kenapa sih Iwan Boneng pinter banget ... pengen rasanya tiba-tiba besok dia jadi bloon dan aku jauuuh lebih pintar dari dia!"
Si Mamah alih-alih berkomentar, langsung berkata
"Mas, nyanyi buat Mamah dong!"
--Saya bernyanyi satu lagu--
"Tuh Mas, Iwan Boneng bisa jadi lebih pintar ... tapi suaranya tak pernah akan mendekati merdunya suaramu .... Iwan Boneng nggak akan pernah merasakan bagaimana senangnya menyanyi di atas panggung tujuh belasan dan ditonton banyak orang! jadi buat apa kamu iri!"
demikianlah, setiap saya merasa iri dengan apa yang dipunya orang lain... Si Mamah selalu menghantamnya dengan mengingatkan betapa saya juga memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan ...
Beliau tanpa sadar menanamkan rasa bahwa saya tidak perlu membanding-bandingkan apa yang saya punya dengan milik orang lain ... saya ndak perlu I-R-I
Beliau tanpa sadar menanamkan rasa bahwa saya harus nyaman dengan diri sendiri
Beliau juga ............ tanpa sadar ......... menanamkan jiwa .......... N-A-R-S-I-S hahahahahahahahah
Oh iya, Si Mamah juga bilang bahwa bahagia adalah kalau kita mampu menikmati semua detil hidup kita bahkan ketika ia muncul dalam bentuk yang paling sederhana
Bayangkan begini:
Dua anak imut kelas 3 SD dan TK nol besar selepas jam sekolah .. kehausan sangat ...
Mamah
"Adek ... Mas ... beli es limun yuk!"
--jajanan yang sungguh tidak sehat, karena kemungkinan besar warna limun itu didapat dari pewarna tekstil dan pemanis buatan hahahahaha --
dan kami lihat Si Mamah tampak sangaaaaat menikmati es limunnya... heran, segitu enaknya ya???
Mamah
"Uhhhhhhmmmm uenaaaak buaaaaangeeeet ... suegeeeer buaaaangeeeet!"
Kami
"Seger sih Mah .... tapi emang punya Mamah enak banget ya? nyobain dong?
dan rasa es limunnya sama dengan yang kami punya
Mamah
"Adek ... Mas... enak... nggak enak ... segar ... senang... sedih ... itu hati yang bilang .... kalau Mamah dari awal bilang es limun ini nggak enak... pasti rasanya beneran jadi nggak enak! besok-besok, kalau kamu makan ... minum .. atau kalo lagi ngerjain sesuatu ... anggep aja itu hal terakhir yang kamu lakukan ... dinikmati ... kayak kita minum es limun ini Nak ... anggap aja ini adalah kali terakhir kita bisa minum es limun ... pasti rasanya bertambah enak!"
dan es limun di tangan kami pada waktu itu sungguh bertambah nikmat dan segarnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Argh...keren banget!! Tiba2 speechless baca posting2annya. Aku link ya!
Post a Comment