Sunday, May 30, 2010
Agus Banci ....
Begini lho yang namanya Agus waktu kecil:
kurus kering
cengeng
nggak suka maen bola
kalo ngomong suaranya pelan
lebih suka menyendiri
setelah bisa berenang, jadi suka berenang di kali
suka asik main sendirian di pematang sawah kering abis panen ... kalaupun rame-rame, paling sama Aan adikku dan dua sahabat karib Danang dan Ferry ...
entah kenapa ndak terlalu suka permainan yang nggrombol banyak ...
suka mancing belut
di luar itu, lebih suka menghabiskan waktunya dengan mbaca buku Enid Blyton, Trio Detektif, Agatha Christie dan sejenisnya.
dari kecil gampang sekali jatuh kasihan sama orang .... well, bakat drama nampaknya terlihat dari kecil hahahahah
Begitu gambarannya.
Dari gambaran saya jaman masih kecil, saya lempar dulu ke masa kini.
Beberapa minggu lalu, pulang editing menjelang dini hari saya naik taksi (tsah.. berima bener kalimat ini heheheh)
Pengemudi taksinya ramah.
"Mau kemana pak?"
"Antar saya ke daerah Mampang ya Pak, pulang"
"Baik Pak..."
Kemudian, sekilas saya membaca nama pengemudi di kartu identitas no taksi dan nama pengemudi di dashboard.
Surmedungul Tunjahe Jahe namanya.
Jantung saya serasa berhenti sesaat.
Nama ini tidak akan pernah lupa, selamanya.
Astaga, apakah ini orang yang sama?
"Ngalong sampe pagi ya Pak?"
"Iya nih Mas ... lebih santai ngejar setoran heheheh"
"Ooooh .. asli dan tinggal di Jakarta?"
"Oh, nggak Mas ... saya rumah di Bogor"
Saya mulai deg-degan
"Asli Bogor?"
"Iya Mas..."
"Dari kecil? ..."
"Iya Mas ... Mas asli Bogor Juga?"
"Iya ..."
.................................
"SD-nya dulu di Bogor juga Pak?"
"Iya Mas .... "
"Ooooo SD mana Pak?"
"Di SD Cibuluh I Kedung Halang Mas .... "
--eeeeeennggggg iiiiinggggg eeeeeeng!!!! ... hadeuuuh mulai tambah deg2an--
"Angkatan? ... "
"Saya angkatan 19XX..."
"Oh ... sama Pak ... kita seumuran berarti .... cuma saya SD Pengadilan dulu"
Saya berbohong.
Saya satu SD, satu angkatan dengan Surmedungul Tunjahe Jahe.
Setelah itu ... terdiam ....
Tapi benak saya ramai...
Benak saya ramai berteriak....
Wahai Surmedungul ... Saya Agus Hariyo Purnomo... kawan masa kecilmu
Saya yang selalu kamu teriaki "Agus banci .. Agus banci!" olehmu dan gerombolanmu dulu ... setiap saya lewat
Saya yang selalu kamu buat nangis karena saya sama sekali ndak ngerti, apa kesalahan yang saya perbuat sampai kalian menjadikan bahan olok-olok dan tertawaan dengan panggilan itu ...
Apa karena saya ndak pernah mau diajak maen bola?
Apa karena saya lebih suka di dalam kelas dan asik dengan dunia saya sendiri?
Atau apa?
Saya, si kecil waktu itu sepulang sekolah selalu berkeluh kesah sama si Mamah (wow... bahkan dalam drama pun, tulisanku berima ehehehehe)
Kenapa? apa salah saya? bermain dengan mereka pun tidak? mengganggu pun tidak?
"Surmedungul iri padamu....", kata si Mamah
"Kok bisa?..."
"Bisa! ... Surmedungul pasti tidak lebih pandai dari kamu ... Surmedungul pasti tidak disukai teman-teman .. Surmedungul suaranya pasti parau tidak merdu seperti kamu ... banyak hal yang bikin Surmedungul iri padamu ... makanya, dia mengolok-olok dirimu!"
"Tapi aku malu!"
"Buat apa kamu malu .. kalau kamu punya lebih?"
Hemmm .... percayalah .. untuk anak SD ... perkataan "Buat apa kamu malu ... kalau kamu punya lebih?" dari si Mamah itu sungguh sulit dipahami ... tapi lama-lama justru jadi pegangan banget.
Kalau ada yang mengolok-olok ... siapa pun dia, biasanya saya camkan dalam hati
bahwa saya akan punya banyak hal lebih yang tidak akan atau sangat sulit mereka miliki juga.
lebih pintar
lebih kreatif
lebih berhasil
lebih ...
lebih ...
lebih ...
dengan berjuang sungguh-sungguh
dengan tetap berpegang pada nilai-nilai yang ditanamkan si Mamah
Tidak boleh curang
Tidak boleh khianat
Tidak boleh menjelekkan orang lain
Sampai saya seumur sekarang ...
Saya selalu bersikap begitu kepada siapa pun yang mengolok-olok .. merendahkan.
Wahai sang pengolok-olok
Saya punya hal yang tidak kamu punya atau sulit kamu punya
Surmedungul adalah salah satu nama yang sampai sekarang tidak pernah saya lupa.
Dan sekarang, saat saya melihat punggung Surmedungul sedang mengemudi mengantar saya pulang ...
Saya tidak tahu ... apakah perlu saya berkata ....
Wahai Surmedungul .... Saya Agus Hariyo Purnomo .... lelaki kecil yang dulu sering kau panggil Banci ......
Wednesday, May 19, 2010
Kreatif ... (katanya sih)
Beberapa waktu lalu ketemu karib lama.
Dulu, pernah duduk manis selama tiga tahun bareng-bareng di satu SMA yang sama (iya, masih pake SMA bukan SMU)
Toto Gembus dulu saya panggil dia. Kenapa ketambahan "Gembus" dibelakang namanya? ya semudah bahwa dulu setiap istirahat siang yang cuma 15 menit itu, kami selalu terbirit-birit nggeblas ke kantin dan untuk dia, gembus goreng adalah afrodisiak supaya ndak pingsan kelaparan. Tau gembus? itu lho, makanan yang terbuat dari ampas kulit kedelai kayak oncom tapi jamurnya ndak berwarna oranye seperti oncom yang biasa kita lihat.
Saya? well, saya dipanggilnya Agus Bakwan. Kenapa? polanya sama seperti di atas heheheh ... uang jajan saya cuma mampu mbeli 3 bakwan goreng dan es teh. Wis mung kuwi thok! cuma itu saja, selama hampir 3 tahun ... eh, tunggu ... kayaknya kelas 3, saya sudah MULAI bisa leluasa memilih jenis makanan saat istirahat siang. Boleh pilih kombo. Kombo 3 bakwan 1 teh manis, soto dan 1 gelas air putih atau gado-gado dan ............... 1 gelas air putih
tapi bukan nostalgia pola makan kami berdua yang mau di kulik.
nukilan pembicaran:
"Oalaaaah kowe kok bedho buanget! hampir aku ndak ngenalin kamu lho To!"
"Kamu yo nggawe pangling! kok sukses menggendut Gus!"
"Kerja dimana?"
"Aku di advertising agency To..."
"Oooo yo pantes .. memang kamu cocok di situ ... kreatif!"
"bla bla bla"
"bli bli bli"
berbincang hanya sebentar karena saya harus pergi dan dia juga ada janji.
Selepas ketemu dia, satu kalimat darinya ada terus di kepala,
"Ooooo yo pantes ... memang kamu cocok di situ ...KREATIF!"
K-R-E-A-T-I-F ??
tunggu sebentar.... mikir sebentar ...
Pastinya sih, aku kok yakin dia cuma berbasa-basi saja.
Sungguh mudah bukan menghubungkan "advertising agency" dengan kata "kreatif"
Tapi apakah dia benar-benar menganggap saya demikian?
"memang kamu cocok di situ" adalah membawa makna sebuah kesimpulan dari pengamatan dalam jangka waktu tertentu dan pastinya sih ... harusnya sih .. waktunya ndak singkat. betul begitu bukan?
Ini menggelitik.
Aku sendiri merasa bahwa ... "Eh, ternyata ... kayaknya ... sepertinya ... yen tak pikir-pikir ... aku ini termasuk yang ... yaaaaaah lumayan kreatif lah!"
Itu baru belakangan ini saja kok ...
baru mulai sekitar 5 tahun yang lalu lah ...
padahal, dipikir-pikir (lagi)
polah tingkah ku yo ndak berubah dari dulu...
dulu dan sekarang, ya masih suka nulis-nulis ndak penting ... masih suka narsis terselubung dengan menawarkan orang lain untuk membaca tulisan ndak penting itu, bahkan kalau perlu dengan "sedikit" maksa hehehehe ... "Eh eh eh kamu ... baca deh, ini aku abis nulis... baca deh ... ndak banyak kok!"
untungnya, dulu njawil maksa suruh mbaca ndak disertai dengan ancaman clurit.
dulu dan sekarang, ya masih suka nyeletuk ndak penting ... suka sibuk dengan dunianya sendiri dan asik-asiiiik aja ngomentarin ini itu mestinya begini begitu ....
"Eh kenapa ya yang ini begini .. kayaknya lebih bagus kalau begini begini aja deh ... kan lucu tuh kalau begitu begitu!"
"Eh eh eh lucu kali ya kalau besok pas begini .. kita begituin... yang ini dibeginiin!"
kayaknya ..... dulu ..... ndak ada tuh sinyalemen (tsah sedap bahasanya cing!) yang mengindikasikan bahwa teman-teman, keluarga, menganggap saya kreatif dengan hal-hal ajaib yang saya lakukan.
adem ayem saja.
eh tunggu, dari dulu sih si Mamah selalu bilang aku mahkluk ajaib. Terminologinya untuk polah tingkah yang nyleneh .. kreatif .. menurut dia.
tapi ya itu, aku ndak pernah merasa termasuk orang yang kreatif
nyleneh aneh, iya. kreatif? kok ya ndak tuh.
teori bodohku mengatakan bahwa dalam hidup, jati diri kita memang sebagian besar dibentuk dari penerimaan lingkaran yang melingkupi kita.
rasa, terbentuk dari respon orang-orang terdekat.
saat mulai benar-benar nyemplung bekerja di industri komunikasi lima tahun yang lalu.
penghargaan akan ke-nyleneh-an saya mulai terasa
"Eh boleh juga tuh ide lo!"
"Ok, kita jalan berdasarkan celetukannya si Agus tadi"
"Ya udah, nulisnya gitu aja Gus!"
"Sedaaaap ide loooo!"
kegilaan saya mulai dianggep hahahahah
orang enggris bilang "Birds of a feather flock together" .... artinya? halaaah, ayo jangan malas! tanya mbah google!
inti dari ocehan sedikit mengigau saat nunggu ilham di pagi buta untuk presentasi esok pagi jam delapan yang aku lakukan sekarang adalah ...
dulu, si orang nyleneh agak miring otaknya ini belum menemukan gerombolan sejenisnya.
sekarang, orang gila kumpul dengan orang gila yang lain.
sekian.
(tulisan dibuat jam 3 pagi sambil menunggu ide yang tak kunjung datang dan kalau sebentar lagi ndak muncul-muncul ide .. lebih baik saya mati saja... daripada harus berhadapan dengan klien jam 8 pagi nanti)
Monday, May 17, 2010
Kutipan Ibu ...
(note: ini ditulis pas hari Ibu kemarin, tapi lupa di posting heheheheh)
Dari jaman aku kecil sampai setua ini, kok ya ndak pernah nyantol bahwa ada satu hari yang ditahbiskan menjadi harinya Ibu.
Sering mendengar,
Tapi ya itu, sambil lalu, sehabis itu, "Apa?? kapan?? oh, hari ini? kenapa? kok bisa?" ... dan diakhiri dengan lengkungan sempurna mulut berkata "Oooooooo .... ngono thooo!"
Jangankan yang katanya hari Ibu.
Dalam lingkaran keluarga aneh bin ngajaaaib macam yang aku punya, jangan heran muncul celetukan begini,
"Aduh aku lupa kamu ulang tahun .. ihihihi abis kamu diem aja sih Gus! Mamah kan udah tua kali!"
"Guuusss kok kita lupa sih Aan hari ini ulang taun! telp sekarang gih!"
ya ya ya hehehehe ... hari ulang taun bukan sesuatu yang istimewa buat kami bertiga, Aku, Aan adikku, dan Mamah.
Boleh percaya tidak pun boleh, Aku dan Aan merayakan pesta ulang taun pertama kali saat aku berumur 8 tahun dan adikku 4 tahun .. itu aja digabung jadi satu pas di hari ulang tahunku , 1 Agustus! (boleh pesan sponsor sedikit ya hehehehe tolong dicatet dan disiapkan hadiah sekedarnya ... eh ralat lagi, agak mewah juga ndak menolak)
Alasannya? sesederhana waktu itu si Mamah menang Porkas, 2 nomer! 25 ribu! asik, makan-makan.
Ya udah, makan nasi kuning dibentuk gunungan, hasil menang porkas hehehehehe.
Keteraturan untuk mengulang hari kelahiran baru dimulai saat bekerja di Jakarta. Ngikut yang lain. Dalam hati sih tetep menganggap biasa aja.
Ok, mulai ngelantur heheheh
Gara-gara liat kartu ucapan hari ibu bikinan pabrik Hallmark yang isinya kutipan nasehat Ibu ... jadi inget ada beberapa celetukan si Mamah yang nancep banget sampai sekarang ....
"Ndak usah iri kalo temenmu lebih kenceng karirnya ... ndak penghakiman bahwa kamu bodoh kan? anggep aja lagi nunggang delman. pelan-pelan liat kiri kanan ... kamu bisa nikmati detilnya, liat lebih jelas, lebih bisa memaknai apa pun yang kamu dapat"
"Iri itu cuma bikin kamu semakin jauh dari rejeki yang semestinya kamu dapat"
"Aku ndak membesarkanmu untuk jadi pengecut, pengkhianat dan gampang menyerah! inget-inget pesanku ini sambil mbayangin aku ngomongnya melotot kayak yang di sinetron itu ya kalo kamu lagi sedih"
"Besok, kalau kamu udah kerja, jangan naik ke atas dengan cara nginjek orang lain... supaya nanti kalau jatuh, ndak kejlungup dan akan ada banyak tangan yang mbantuin kamu"
"Kamu mesti bisa bahagia dengan hal-hal kecil, supaya nanti kalau dikasih hal besar, kamu makin bisa bersyukur!"
"Jangan kasar sama perempuan...kamu harus lemah lembut sama perempuan ... sama kayak kamu ngomong sama Mamah"
......................................................................................
Sepertinya ide mengutip nasehat orang tua udah keduluan sama Hallmark.
tidur siang dulu ah.
gambar dipinjam dari www.gettyimages.com
Subscribe to:
Posts (Atom)