Sunday, March 26, 2006

Berbagi Suami ...

Aku bukan kritikus film yang handal ... tapi setelah nonton film ini ... aku seperti terlempar ke masa lalu ...


Berbagi Suami


Film baru yang disutradarai Nia Dinata setelah film arisan. Film dengan tiga cerita yang berbeda dengan tiga pemeran utama perempuan yang menurutku mereka bermain bagus banget ! eits , ingat ... komentarku ini sangat personal ... abaikan saja bagian ini kalau anda memilih untuk lebih percaya kepada para kritikus film yang kolom kritiknya termuat dalam surat kabar .
Film ini dibintangi oleh Jajang C Noer, Shanty, dan Dominique.
Tiga Cerita dengan inti permasalah yang sama.
Poligami ...
Satu bagian cerita merupakan potongan dari masa kecilku sampai sekarang.
tidak percaya ? hemmm ... mari kita mengkilas balik. perhatikan baik-baik pohon silsilah ini :





Pak Haji (oleh : El Manik) ... dan Ayahku

Pak Haji , Berkata : "Salma .... Abang memilih untuk menikah lagi untuk menghindari Zinah ... lagi pun, pernahkah Salma merasa sayang abang berkurang untuk Salma?"

Yang berloncatan di otakku : " oh oh oh ... jadi satu argumen yang muncul pertama darimu untuk menikah lagi, adalah karena kelaminmu melonjak-lonjak karena tak puas lah kau dengan istrimu di ranjang ... dan ketika ada wanita lain dengan betis mulus warna putih susu dan senyum semanis madu ... atas nama menghindari zina dan atas nama menghindari tempat bernama pelacuran.. untuk menidurkan kelaminmu berhenti melonjak-lonjak ... kau nikahi ia?! ... lelaki memang terkenal dengan pola pikirnya yang sangat linear ..."

yang berloncatan di otakku kembali : "baiklah, lonjakan kelaminmu mereda ... dan akhirnya pun kau jatuh sayang kepadanya ... padanya dan Salma --istri pertamamu-- ... sampai di titik ini pun kutak tau ... mungkinkah hati seorang lelaki itu seperti deretan Rumah Sederhana tipe 36 dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu merangkap ruang keluarga, satu dapur kecil, dan satu kamar mandi ? ... sama rata dan sama besar ... satu perasaanmu untuk satu wanita dan sang wanita mendapatkan satu blok rumah dalam deretan komplek rumah sederhana tipe 36 di hatimu ... sementara itu, ada banyak blok rumah yang kosong yang nanti pun kau bisa isi dengan wanita yang lain dengan perasaan yang sama dan perabotan yang sama ................................ kalau ternyata deret rumah itu penuh pun... jangan kuatir, nikmati saja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga yang kompetitif hingga kau bisa bangun kembali deret rumah sederhana tipe 36 yang baru...................................................... sungguh ku tak tahu kalau hati lelaki itu penuh sekat-sekat sedemikian"

Kembali lagi ada hal yang berloncatan di otakku : " Yaaah --menghela napas-- Pak Haji ... bagaimanapun aku masih anggap kau lelaki ... lelaki yang benar-benar lelaki, berani menatap yang disayangnya dan mengatakan hal sedemikian ... tahukah kau ? Ayahku dulu pernah menghilang begitu saja tanpa pesan mulai aku kelas 3 SD sampai ku kelas 6 SD ... tanpa pesan ... dan tiba-tiba dia datang kembali ke kehidupan kami"

Ayahku

"Agus ... main aja kamu kerjaannya .. belajar!"

--aku menatap nanar ke lelaki itu, aku seperti menatap satu orang pejabat VOC yang memaksa kaum inlander menanam pohon jarak secara paksa ... aku disuruh menanam pohon jarak--

"Kamu nih boros banget sih ... beli-beli kaset ... mending uangnya ditabung"

--aku menatap nanar ke lelaki itu, melarang ini melarang itu ... sejak kau menghilang, kupikir kau juga sudah melepaskan hakmu untuk menentukan apa yang baik dan yang buruk untukku-

"Cari uang itu susah .. jangan boros"

--aku menatap nanar ke lelaki itu... aku tau kok cari uang itu susah ... adakah kau bersama kami ketika jualan gorengan ibu hampir setengahnya tak laku terjual dan kami makan nasi dengan lauk bakwan gorengan ibu seharian ? ... adakah kau bersama kami ketika aku dan aan memetik pucuk daun singkong untuk dibuat sayur demi menghemat uang sampai akhir minggu ? ... adakah kau bersama kami ketika untuk menikmati ikan asin japuh pun kami harus berhutang dulu ke warung sebelah ? ... kau bilang cari uang itu susah ?! ... kau terlambat mengatakannya ... kubelajar itu ketika kau tak ada--

"Jadi anak laki jangan cengeng ... anak lelaki harus kuat !"

--iya, dibanding adikku .. aku lebih gampang menangis ... anak ayam peliharaanku mati, aku menangis ... liat film ratapan anak tiri, aku menangis ... ketika engkau pergi pun aku menangis ... aku bingung dengan yang kau maksud jadi laki-laki harus kuat jangan cengeng ... badanku sekelingking saja... aku ndak pernah menang kalau berantem... jadi kalau menangis, berarti aku bukan laki-laki yang kuat menurutmu ? baiklah, jangan kuatir ... aku menangis untukmu hanya satu kali ... setelah itu air mataku membatu ... berarti aku kuat dong !? ... aku menangis untuk hal-hal lain ... tapi tidak untukmu pastinya.

Aku menangis ketika ku tahu ibuku harus ngutang supaya kami bisa sarapan ... aku menangis ketika ku tahu kami bertiga --ibu, aku, adikku-- harus mengontrak sebuah rumah petak tanpa sekat kamar dengan tetangga seorang wanita malam dan sepasang junkie tanpa pekerjaan yang tetap yang pada akhirnya radio kesayangan kami pun mereka curi setelah tiga bulan kami tinggal di situ ...

Aku menangis ketika tangan halus ibuku berangsur-angsur jadi kapalan karena tidak ada pompa dan harus menimba dengan kerekan tali timba dan karenanya tangan halus ibuku berkurang sensitivitasnya untuk memetik dawai gitar, padahal ibuku main gitar dan kami bernyanyi adalah obat pelipur duka lara kala kami semua sedang mengusir rasa ingin menangis...

"Kamu nih kalo dikasih tau pasti njawab ! keras kepala banget sih ? kamu benci ya sama aku ?!"

kebencian itu sudah hilang ... sudah hilang benciku begitu kau melangkah keluar dari kehidupan kami bertiga ... hilang benciku, hilang pula sayangku ...

Kebencian itu berubah menjadi terima kasih ...

terima kasih,

karena kau pergi ..... aku menjadi kuat ... aku menjadi kuat lebih dari yang kau bayangkan

karena kau pergi ... aku mendapat kesempatan untuk mengecap benar apa itu rasa pahit ... getirnya melebihi rasa obat dalam kapsul yang telanjur pecah di ujung kerongkongan ... karena aku sudah mengecap benar apa itu rasa pahit .... maka aku tau benar apa itu rasa manis. Kalau kau tak pergi ... belum tentu aku mensyukuri dengan sebenar apa itu rasa manis ...

karena kau pergi ... tak mudahlah aku merasa disakiti ... kau pergi seperti layaknya garam yang terbatur di parut luka yang masih basah ... apakah yang lebih sakit dari itu ? kupikir tidak ada ... jadi, jangan pernah membahas seperti apa rasa disakiti dengan ku ... aku jadi kebal seperti atraksi sang kuda lumping yang kebas tak bergeming ketika ia dicambuki.

karena kau pergi .... kau seperti menyalakan tungku si pandai besi ... dan kami --aku, ibu, adik-- adalah besi yang dicelupkan kedalam tungku ... merah menyala dan berkali-kali dipukuli martil dan akhirnya berubah menjadi pedang tajam tak ada dua ... sekarang bara besi itu sudah mendingin ... pedangnya mampu mengiris apapun yang menghalangi jalannya.

terima kasih karena kau pernah sempat pergi dari kehidupan kami

ketika kau datang, hilanglah maknamu untukku.

Indri, Istri Kedua (Oleh :Nungki Kusumastuti) dan ..........Sofiatun

Indri (Nungki Kusumastuti) : "Saya juga ndak mau ada di kondisi seperti ini kok"

Yang berloncatan di otakku : "iya ... aku sangat menyadari cinta itu buta ... tapi tidak manusianya ...

"Kenalkan ini .. namanyaMbak Sofiatun !"

--Bapak, jadi ini yang membuatmu menghilang dari kami lebih dari dua tahun ? cantik ... badannya wangi ... Ibu kalah wangi dibanding wanita ini ... pasti tangannya tak pernah merasakan tergores parutan kelapa untuk diperas santannya untuk dibuat putu mayang dan dijual ... pasti dari mulutnya tak pernah terucap : "Bu, ngutang dulu ya ... nanti akhir bulan dibayar deh!" ketika dia menyuruh anaknya pergi ke warung membeli telur setengah kilo ... ku yakin pula dari tubuhnya tidak meruap aroma terik matahari seperti ketika ibuku mengantar kami berjalan kaki 20 menit menuju sekolah saat kami harus masuk siang dan tak ada uang untuk naik angkot ... tapi aku lebih nyaman memeluk Ibuku dengan aroma terik matahari meruap dari tubuhnya--

"Saya sayang sama bapakmu.."

--Baguslah ... menghilang satu rasa sayang ... datang rasa sayang yang lain ... hilang dariku ... datang darimu ... kupikir keseimbangan itu akan tetap terjaga .............. dalam bentuk yang paling aneh sekalipun--

"Aku juga nggak mau dianggap sebagai ibumu... jangan benci aku karena aku sayang sama bapakmu"

--aku juga tak pernah menganggap aku punya dua ibu ... ibuku cuma satu ... dan akan sebegitu sampai akhirnya ... aku juga tak benci ... ehmmm , baiklah-baiklah ... awalnya kubenci kau ... sesederhana pemikiran seorang bocah SD ... tapi itu cuma sebentar ... aku terlalu sibuk dengan kegiatan menambal bocor disana-sini ... hatiku bocor dan aku sibuk menambalnya ... kuabaikan saja kehadiranmu ...

aku terlalu sibuk membantu menambal bocor disana-sini ..... hati adikku bocor dan aku sibuk menambalnya .... kuabaikan saja kehadiranmu

aku terlalu sibuk membantu menambal bocor disana-sini ... hati ibuku bocor dan aku sibuk menambalnya... kuabaikan saja kehadiranmu

penjelmaan dirimu untuk ayahku adalah manifestasi rasa sayangku yang hilang ... jangan kau tanya apakah aku masih punya rasa itu untuk ayahku ..... karena kupikir .......... yaaaah hilang dariku .. datang darimu

maknai saja eksistensi masing-masing seperti irisan di dua buah lingkaran ... porsi kita sedikit ... dan jangan ganggu bagian yang tak bertumbukan dalam kehidupan kita.

Ima, Istri Ketiga (Oleh : Atiqah) .... dan Anita

aku memandang nanar ke arah inkubator ...

ada bayi merah didalamnya

jadi ini anaknya ?

jadi ini adikku ?

o.. o... o umurnya baru 23 tahun

pantas jadi adikku

tidak, tidak jadi adikku ... karena ia adalah istri ayahku

tidak , aku tidak marah padamu

kecewa ? buat apa kecewa

terlalu banyak kejutan dalam hidupku

kejutan yang ini tak seberapa

Sarjana Arsitektur Undip ...

pintar ...

satu nasehat untukmu, wahai istri ketiga ayahku ...

jangan jadi ibu rumah tangga diam di rumah

bekerjalah ...

gaji ayahku terbagi tiga ? .. susahlah kau mencukupi biaya susu formula anakmu setiap bulannya

Salma, Istri Pertama (Oleh : Jajang C Noer) .... dan Ibuku

"Jangan kau tanya kenapa ku masih mencintanya ..."

--aku tak pernah tau dalamnya hati wanita--

"Pada satu saat dia akan datang"

--seandainya bisa kudongkel dan kubuang harapanmu itu--

"Dia butuh bantuan kita"

--kemanakah gerangan ia ketika kubutuh bantuannya--

"Dia tetap sayang sama kita semua"

--sayangku pergi ketika dia pergi... tak kutak membenci .... aku terlalu lelah tuk membenci--

"Pada satu saat dia akan mengerti"

--adakah pada satu saat senja tak muncul di ufuk ... tapi menclok di loteng rumah kita?--

"Aku cinta padanya ..."

--sudah kubilang, aku tak mengerti kenapa perempuan demikian bisa mencinta ...--

Nadim (Oleh: Winky Wiryawan) ... dan aku

benci ?

tidak

sayang ?

apakah sayang itu ? ... tak mengerti aku dengan yang ini ... sayangkah ku dengannya ?.... kalau ku sedih ketika ia pergi ... bahkan ketika kumarah dengannya ... bahkan ketika kukecewa dengannya ... sayangkah ku dengannya ?

bersyukur kah ketika ia pergi ?

aku tak tau ... yang ku tau ... ketika dia pergi ... aku seperti meminum tonik obat kuat ....

jangan samakan aku dengan yang dulu

layar ditutup ................................................. dan film ini menetap di hatiku ......

Monday, March 20, 2006

kepengen euy ....

aku kepengen banget sekolah musik ...

klak klik internet

nemu sekolah musik bagus

masuknya pun bisa sepulang kantor

tapi kok mahal ...

sigh ....

nggak bisa dicicil pula biayanya

sigh ....

ya ya ya uang bukan segalanya

tapi kalau ada uang,

kan aku bisa sekolah musik itu

duh duh duh .... pinggang ku bakalan makin semlohaaaii

karena ikat pinggangnya dikencangkan untuk kali keberapa dalam beberapa bulan belakangan ini

sigh ....

semoga ikat pinggangnya kuat ...

maklum, beli di melawai ...

jadi jangan samakan kualitasnya dengan ikat pinggang di gerai sandang terkenal ....

hujan uang ....

adakah hujan uang ?

aku mau dong ...

sigh ........

Sunday, March 12, 2006

hmmppph !!! ...

note :

sekarang orang semakin mudah buat stempel di jidat orang lain ...

......................................

menyebalkan !



Sunday, March 05, 2006

Java Jazz ?? .......... yuuuk ! (hari pertama)


Woro woro para kadang lan saderek ingkang kinurmatan ...

alias,

diumumkan untuk para sodara-sodara yang terhormat ...

sebelum sampeyan baca jauh tulisan saya berikut, perlu saya beritahuken :

"Bahwa meskipun saya pecinta musik... bahkan mungkin begitu njebrol ke dunia ini ibuku sudah memperdengarkan anaknya yang manis ini lagu dandang gulo ... dan disusul lagu-lagunya Yoan Tanamal , Chica Koeswoyo, Dina Mariana, dll ... tetapi percayalah, tidak pada tempatnya saya berbicara banyak hal yang berbau teknis bermusik ... wawasan musik saya pun sangat dangkal ... jangan tanya-tanya yang aneh-aneh dengan saya ... porsi pertanyaan aneh berhubungan dengan musik bisa anda tanyaken pada yang lain ... bukan, bukan bagian saya untuk menjawabnya ... saya cukup jadi penikmat ... yang membaui .. merasai ... dan mencintai musik dan menjadikannya sebagai salah satu tombo ati, dan suara latar kehidupan saya ini ... mahkluk manis ngganteng yang kebetulan dikasih hidup sampai sekarang oleh Gusti Sing Paring Urip"

baik, poro kadang lan saderek ... sudah ngerti kan yang saya maksudken ? ...

mari kita bicara musik dengan hati ...

eheeheeem .... (maksudnya berdehem ... dan kalau anda menangkapnya tidak demikian ... saya tidak tahu, mungkin anda kurang istirahat)

yuk, dengarkan saya bercerita ..


Selasa 28 Februari 2006
Pagi itu seseorang bernama Den Mas Sur Medungul Gombal Gambul dari panitia perhelatan akbar bernama "Java Jazz Festival" menelepon Den Mas Erwindul Gondal Gandul Jago Ngibul ...

Sur Medungul Gombal Gambul
"...............Hallooow, ini dengan Erwindul Gondal Gandul Jago Ngibul ? ... bener mas, ini cuma mau ngabari kalo press id untuk peliputan Java Jazz mbesok hari jumat - minggu sudah bisa diambil mas... monggo lho ... tak tunggu yo ! sambel goreng ati dimakan pake ketupat , sampai nanti saya tunggu jam empat ! oke oke ? .. oke dong ! .. trims yooo"

Erwindul gondal gandul jago ngibul
".... Dian, bisa panggil Agustus Ambune Prengas Prengus Koyo Wedhus ke ruangan saya?"

Dian genus kemladeyan
"Baik ... bos ... kebetulan beliau baru saja selesai preview editing untuk program 'yangdigoyanggoyang' ..."

Erwindul Gondal Gandul Jago Ngibul
"begini mas ambune prengus agustus ... id press Java Jazz sudah bisa diambil ... silahken gunakan sopir kantor untuk mengambilnya" ....

begitulah, ke-ria-an akhir pekan dimulai saat itu ...

seumur hidup ... aku ndak pernah yang namanya melihat atau menikmati satu festival musik berkelas internasional ...

salah satu mimpiku terjawab saat itu ... sing di karep-arep jadi kenyataan ... mari kita list aku minta apa saja sih ? :

1. Aku berharap bisa nonton The Phantom of The Opera ... (Belum dikabulkan sama Gusti Allah)
2. Aku ngimpi bisa liat opera musikal di Broadway ...(yang ini juga belum dikabulkan sama Gusti Allah)
3. Aku ngimpi bisa nyanyi duet dengan Rhoma Irama walaupun duet di ruang karaoke nyanyi lagu "mandul" ... (Bpk. Rhoma yang terhormat, luangkan waktunya untuk saya bertemu ... jangan sibuk ngurusin RUU Pornoaksi Pornografi saja pak ... )
4. Aku ngimpi bisa nulis di majalah ... (ndak pernah berani mencoba ... masih terlalu minder dengan kemampuan menulisku yang seperti anak sd disuruh mengarang ... terlalu gamblang .. terlalu polos ... pokoknya cukup dinikmati sendiri saja)
5. Aku ngimpi bisa nonton Oprah Winfrey Show secara langsung (Gusti, tolong kabulkan ya sebelum Tante Oprah pensiun ... )
6. Nonton festival musik besar berkelas internasional ... entah itu di Indonesia atau di luar negeri.

Syukur Alhamdulillah ngimpiku yang terakhir terwujud ....

ini adalah kali kedua event Java Jazz digelar ... tapi dulu aku ndak punya uang ... jadi cukup gigit jari, baca di koran dan majalah tentang gemebyar mewahnya event musikal ini ...

Gusti sing paring urip ternyata ndak tidur dan aku diganjar rejeki ...

kartu sakti bernama "press id" ... all access ke semua pagelaran yang ada di Java Jazz Festival 2006 ...

Matur nuwun.

sekarang mari bermatematika sedikit ...

Daily ticket untuk event ini adalah 350 ribu rupiah belum termasuk special show seharga 150 ribu/show yang setiap harinya ada 2 pertunjukkan special show ... berarti selama 3 hari ...

aku dikasih rejeki sebanyak 1,9 juta-an ...

hihihih lumayan ... bukti kalo doa ku didengar ...

berbekal kartu sakti itu ... dan juga tustel digital pinjaman ...

(Erwin temanku selalu bilang begini : "boooo .. masih jaman ya istilah TUSTEL... CAMERA kaleeeee !" ... duh, erwin maaf ya ... tapi dari kecil aku bilangnya tustel bukan kamera)

eniveeiii , segala persiapan sudah dilakukan ... waktunya untuk ...


Jumat, 3 Maret 2006
Berbekal buku panduan, mulailah saya menikmati pertunjukkan musik dari panggung ke panggung yang ada pada hari itu ... tidak semua dinikmati ... aku ndak mau serakah ... nggak ngoyo yang penting dinikmati bener-bener ...

Pertunjukkan 1
"Jakarta Drums School" Ruang Cendrawasih jam empat sore ... musik yang dinamis ... perkusi yang mengehentak ...
menghadirkan imaji yang begini :


aku tidak pintar berbicara teknis musik, jadi baiknya kugambarkan suasana hati saja ketika kunikmati pertunjukkan yang ini ....

Begini kira-kira imaji yang ada di suasana hati :

"hatiku meloncat menandak gembira ... sepertinya setiap tandakan hatiku meloncat menjelitkan satu umur kebelakang.
begitu tongkat tabuhan ngamprok gendang ... aku seperti anak kecil bercangcut telanjang dada berlari di rinai hujan dan dibelakangku ada rerombongan bebek mengikuti selayaknya dongeng seorang tukang suling yang mengusir ribuan tikus dari satu kota dan menjungkalkan tikus-tikus itu ke jurang ...
tapi kita bicara tentang seorang bocah bercangdut telanjang dada berlari di rinai hujan.
druuung .. praaakk... dung dung prak prak ... dadanya seperti ruang sempit buat jantungnya ... pak kecipak cipak ... suara air dipecah dua kakinya ... si bocah tersenyum gembira ... tapi tunggu saja sampai dia pulang kerumah dikepret ibunya dan masuk angin terpapar rinai hujan dan angin"


tsk tsk tsk ...

aku harus merokok di luar meredakan jantung yang berdebar ...


pertunjukkan 2 :
"Tower of Power", Plenary Hall jam 6 sore ... ngaret pula kurang lebih setengah jam ... tapi ndak apa apa ... aku masih sempat menikmati nasi goreng di snack bar yang rasanya seperti nasi kecap saja ... dengan harga selangit tentunya !!! hmmphhh !

Bapak Emilio Castillo yang terhormat ... oh oh oh betapa hebat Soul Band pimpinan bapak ...
kudengar horn section grup pimpinan bapak seperti menyodok-nyodok gendang telinga ... mengilik-ngilik kuping kegelian ... ehehehe bukan pak ... kita tidak sedang membicarakan satu batang korek kuping.... kita bicara tentang "Tower of Power" ...
heemmm, dari tahun 70-an sampe sekarang tetap dahsyat resepnya apa ya ?
iya pak emilio ... saya beli kok album terakhir kalian ... "Souled
Out" kan ? ... buhuuuu ... keren ! ibuku menangis garuk-garuk
aspal waktu kubilang ku sedang dengarkan kalian langsung di depan mata ... hahahaha semoga saja ia tidak lupa bagaimana cara browsing internet .. jadi, rasa irinya makin bertambah begitu melihat beberapa foto ini !

Hi Bpk. Brent Carter .... begitu kudengar liukan suaramu dan lengkingannya ... wah wah wah ... mungkin begini imaji yang ada di otakku :

"Aku ada di tengah suku africa ... kulitku berubah rona hitam
aspal ... bibirku mengembang merekah sempurna bentuk ban radial ... leherku berkalung taring harimau ... aku bercelana cawat rumbai-rumbai ... wanita-wanita gembul berkonde tulang ... berkutang tutul-tutul macan berteriak ritmik... dan aku berdansa mengikuti iramanya"

... oh oh oh, Bpk.Brent Carter... pastinya anda sering mengunyah kencur supaya suaranya sedemikian jernih... atau ibu anda ngidam pegang bass betot seharian dan itu berdampak pada perkembangan pita suara anda yang mulur mungkret ulet luwes menarik titi nada dari yang paling rendah sampai tertinggi... SALUT !!!"

ahhhh ... sudah, ayo segera beranjak ke ...


Pertunjukkan 3
"Harvey Malaiholo Feat Shakila and Andi Rianto Group", Assembly Hall, jam delapan malam...


Bukan penampilan terbaiknya ... mungkin aku berharap terlalu banyak...
nggak ada satupun lagu yang dia nyanyikan "nancep di hati" ... ah sayang sekali ...

begini imajinya :
"Seperti duduk di pinggir pantai ... pasirnya sudah putih ... riak ombaknya warna putih bersih ... bertelanjang dada .. celana komprang nyaman ... satu buah es kelapa muda batok ... dan tiba tiba matahari tenggelamnya berwarna merah jambu ! ... nggak ada yang salah dengan warna merah jambu ... tapi bayangkan menatap senja berwarna merah jambu ... senjanya sendiri tetap indah ................tapi , warna merah jambu ?!"

Shakila.
pernah di pijat di bagian hati nggak ? ... aku belum pernah ... sampai aku mendengar dia bernyanyi
hatiku serasa di pijit ! ... nyaman sekali ...
menyanyi seperti bernapas ... tanpa beban ... "flawless"! .. benarkah istilah inggerisku ? ... maafkan kalo tiba-tiba sok keminggris yo mas dan mbak ...
terbuat dari apakah pita suaranya ... pasti tidak hanya berupa regangan pita otot sepertiku. ada orang yang terlahir mampu berbicara seribu bahasa dengan kombinasi tarikan otot suara dan hembusan napas ... dia mungkin adalah salah satunya.
pijit hati dengan suara ? treatment baru tanpa efek samping ... kecuali kalau perasaan melayang-layang dimanja rasa dianggap sebagai efek samping yang buruk ... well, jangan salahkan shakila ... salahkan anda yang berani mencoba mendengarnya bernyanyi.


Andi Rianto.
aku selalu menganggap lelaki punya nilai lebih dari segi daya tarik seksuil ketika ia mampu memainkan salah satu dari dua berikut : gitar .. atau piano.

lelaki punya nilai lebih dari daya tarik seksuilnya ketika ia mampu membetot perasaan hanya dari rangkaian nada yang dia buat bersama salah satu dari berikut : gitar .. atau piano.
dua orang wanita dibelakangku bilang begini :

"Aduuuh jeng ... liat dia main piano aja aku udah menggelinjang ! ... serasa pengen nelanjangin hikikikiki ..."

kutoleh ke belakang ... dua wanita paruh baya dengan dandanan ibu pejabat dengan gaya tatanan rambut singa seperti ibu bos multivision yang terhormat Ibu. Raakhee Punjabi ...

tsk tsk tsk .. wahai para bapak-bapak ... segera pergi ke gimnasium terdekat ... kikis gelambir lemak di perut dan mulailah memanggil guru les privat piano ke rumah anda ... uang yang anda punya yang saya yakin mampu membuat brangkas bank penuh sesak tiada guna ketika para ibu-ibu seperti yang di belakangku ini melemparkan kalimat sedemikian diatas.

dan dua wanita paruh baya ini kemudian bicara

"Aduuuh jeng .. jangan keras-keras ... anak muda di depan ini kayaknya denger deh kita ngomong apa " ...

wahai ibu .. suara berbisikmu pun masih terdengar keras di telingaku ...

menggelinjang .... terkilik kupingku mendengar istilah wanita paruh baya itu ...

iya, aku juga menggelinjang mendengar dentingan pianonya ...

adakah hubungan kelamin yang justru tidak melibatkan alat kelamin itu sendiri .......... kemudian tidak melibatkan tangan sebagai alat bantu untuk mencapai orgasme sempurna ?

aku sepertinya sebentar lagi orgasme ...

dan sebelum orgasme ... sepertinya aku menggelinjang dulu berulang kali ...

sepertinya aku harus menabung ekstra keras untuk bisa ikut kelas piano dasar .

saatnya membuat orang lain menggelinjang kelimpungan mendengar aku mendenting piano .

..............................................................................

baru saja kumulai tulis tentang hari keduanya ... tiba-tiba .....

"Gusyeeeeee ... telpon dari O'bistro nanyain lokasi syuting niiiih ! sibukkk nggaaak ? .... dari Ibu Rini katanya !".................................

Hmppphhhh aku sambung nanti .....