Setiap Aku gundah, yang pertama kali Aku lakukan adalah berusaha mengingat-ingat apa saja yang pernah si Mamah pernah bilang atau ajarkan ketika Aku kecil.
Aku merasa, secara pribadi, runtutan kejadian-kejadian masa kecilku dan bagaimana si Mamah mengajarkanku untuk menghadapinya, sungguh berpengaruh terhadap bagaimana aku melihat suatu permasalahan serta kemudian merumuskan apa yang harus dilakukan.
Seperti sekarang. Di saat sedang putus asa dan kayaknya kok ya udah ndak ada energi untuk lebih trengginas menghadapi beberapa masalah, Aku inget si Mamah pernah bilang:
Gus, cuma Gusti Allah yang punya kemewahan untuk bilang,"NGGAK BISA!". Jadi, jangan cengeng! nggak ada yang nggak bisa! pilihannya cuma kamu mau apa enggak!
Mamah, mengajarkan ini dengan cara yang spartan.
Kadang, Aku dulu sungguh sebal dibuatnya.
Kalau dia tidak percaya Aku sudah melakukan yang terbaik. Beliau ndak segan menyuruhku mengulang semuanya dari awal.
Melakukan yang terbaik bukan berarti harus jadi yang paling bagus, nomor satu, atau apalah ... kurasa bukan itu esensinya.
Tapi beliau sepertinya berusaha memastikan bahwa setiap hal yang dikerjakan harus sepenuh hati.
Filosofi ini tentu dulu aku ndak pernah memahami. Namanya juga anak kecil. Taunya cuma senang-senang.
Tapi sekarang, berasa banget!
Dan malam ini, ucapan itu kembali terngiang:
Cuma Gusti Allah yang punya kemewahan untuk bilang,"NGGAK BISA!"
Makanya Gus, JANGAN CENGENG! KAMU PASTI BISA!