Monday, July 30, 2012

Diabaikan ...



Setiap kedai kopi ini buka. 

Aku selalu tepat waktu menyambangi. 

Aroma kopi, suara barista meneriakkan pesanan, bunyi desisan mesin uap pembuat buih susu, selalu membuatku tenang dan menerbitkan senyum kali pertama di pagi hari. 

Aku senang di sini. 

Hangat. 

Dari pojok kedai kopi ini, aku bisa leluasa memandangi orang datang dan pergi. 

Melihat air muka mereka yang selalu membawa banyak pesan. 

Lelaki yang temu janji dengan selingkuhannya. 

Perempuan yang curhat masalah kantor dengan sahabatnya. 

Ibu yang menyuapi si kecil dengan kue coklat yang menjadi andalan kedai kopi ini. 

Setiap mencuri dengar pembicaraan di sekitar. 

Setiap mencuri lihat momen-momen di sekitar.

Aku tertular rasa. 

Aku selalu punya keinginan untuk menyapa mereka. 

Mengajak bicara. 

Bicara apa saja. 

Tak ada hal remeh untukku. 

Tapi nampaknya mereka menganggapku sambil lalu. 

Aku cuma pelanggan tetap kedai kopi ini yang selalu duduk di pojoknya. 

Sudahlah kunikmati saja. 

Dan kutunggu sampai mereka menyapa. 

Pada satu saat nanti ….. 

…………………………………….......

"Duduk di pojok itu yuk … kosong tuh!"

"Nggak ah… hawanya nggak enak bikin merinding. Kamu nggak tau kemarin ada satu pelanggan kedai kopi ini mati mendadak sakit jantung di pojok itu?" 

"Ooooh …." 

"Udah ah jangan ngeliat kesitu … serem"


3 comments:

Nauval Yazid said...

Bakoel Koffie?

Arya said...

Nauval... kok kamu tau sih aku suka banget Bakoel Koffie Cikini? :)) iya, aku suka banget di situ. apalagi kalau lagi semak hati dan pingin sendirian....

Arya said...
This comment has been removed by the author.