Thursday, September 10, 2009

Masalah Hatiii Ciiing!!! ....


Kemarin, Gusti Allah menjawab pertanyaan dan kegundahan saya lewat dua orang karib bernama Kelik dan Cungkring.


Mari aku perkenalkan dengan mereka...

Kelik, seorang juru kamera sebuah rumah produksi rekanan kami. Rantau dari Makasar. Seorang kawan sekaligus partner kerja dengan kualitas pertemanan khas anak rantau... gayanya lempeng dot com .. ndak dibuat-buat.

Cungkring, seorang asisten produksi, satu kantor dengan Kelik. Mahkluk ajaib yang kadang suka telat mikir tapi baik hati.

Karena sebuah project kantor, aku meminta bantuan mereka untuk meminjam satu kamera piranti kami untuk keperluan dokumentasi sebuah forum diskusi untuk menggali "insight" sebuah komunitas.

Sudah lama sekali aku ndak pernah mengoperasikan kamera. Terakhir kali melakukannya adalah 4 tahun yang lalu ketika masih jadi pembantu umum di sebuah rumah produksi.

Kemarin, saat menyambangi kantor mereka untuk mengambil kamera pinjaman itu. Saya tersentuh sekali dengan bagaimana mereka memperlakukan kami (aku dan lani, karib kerjaku).

Aku tipe orang yang selalu memperhatikan air muka.

Biasanya yang ada di hati selalu sukses tercermin di air muka bukan?

Aku orang yang cukup sensitif untuk meraba dan menerka apakah seseorang itu bersikap palsu.

Dan percayalah, ketika aku merasa orang yang dihadapanku ini bersikap palsu .... aku bisa bersikap jauuuuuh lebih palsu dibandingkan mereka ;) .. catat, aku mungkin termasuk aktor yang baik untuk yang satu ini hahahaha.

Ketika kami datang. Mereka berdua -kelik dan cungkring- menyambut kami dengan ramah yang tidak dibuat-buat.

Memberikan kursus singkat bagaimana menggunakan kamera semi-pro yang kami mau pinjam.

Saat taksi pesanan datang, Cungkring membantu membawakan kamera yang kalau dimasukkan dalam tas khusus, naujubileee gedenya dengan ringan tangan.

dasar lelaki doyan drama ... aku tersentuh sekali dengan perlakuan mereka itu hahahaha

T-U-L-U-S ... menjadi kata kuncinya.

Aku sih merasa yakin... ketika mereka berlaku sedemikian ... mereka melakukannya benar-benar karena mereka INGIN melakukannya TANPA berpikir bahwa hal tersebut adalah utang dan berharap bahwa utang yang mereka beri harus dibayar.

dari ketulusan tumbuh rasa hormat.

dari ketulusan tumbuh respek

dari ketulusan muncul keinginan untuk melakukan hal terbaik yang bisa kita beri untuk orang-orang yang sudah menunjukkan hal tersebut.

dari kejadian kemarin, aku bilang sama diri sendiri

Agus, kalau kamu mau melakukan sesuatu hal baik sama orang... lakukan dengan dengan tulus ... dan jangan hitung-hitung.

Masalah hitung menghitung yang ini, bukan urusanmu ... ini kerjaannya Gusti Allah.

Agus, kalau kamu mau melakukan sesuatu yang baik sama orang lain ... lakukan bukan karena kamu takut orang itu ngambek .. atau marah ... atau kamu merasa hutang budi dengan orang tersebut.

berbuat baik nggak kayak kita nyebar piutang buat orang lain dan kita kejar-kejar orang itu untuk mengembalikan kebaikan yang kita anggap utang.

berbuat baik sama orang, jangan diinget-inget ...

jangan memperlakukan berbuat baik sama orang, kayak kita sedang berinvestasi.

lha wong, sekali lagi ... masalah itung-itungan untung rugi dalam hal ini kan bukan urusan kita.

Kegelisahan terjawab kegundahan dihapus ... malah tambah diingatkan ...

sigh .... Gusti Allah kalau njawab pertanyaanku emang bener-bener kuompliiiiit cing!!!! :)


4 comments:

Jo said...

Selama ini kalo bantu emang ga minta balas. Tapi sering juga kadang-kadang kesel sama teman yang oportunis. Pas lagi dia butuh bantuan.. lari ke kita, kalo kitanya yang butuh bantuan, pada ngacir. Dan salah satu type itu barusan menelepon minta bantuan.. Berpikiran untuk diabaikan saja :(

Arya said...

Jo... menurutku sih, kalau kamu ndak ikhlas memberikan bantuan ... ya udah jangan dilakukan. Selain bantuannya jadi ndak maksimal, kamu meninggal dongkol di hati kan? :) jadinya nggak ada pihak yang merasa nyaman hatinya hehehehe

grace said...

belakangan ini gue sih percaya good will returns. artinya kalo kita ingin bantu/berbuat baik jangan ngarepin imbalan, minimal dari orang yg kita tolong. percaya aja apa yg udah kita buat akan kembali sendirinya, satu atau lain cara. gak selalu kan kita ditolong oleh org yg pernah kita tolong? ada kalanya kita malah ditolong oleh org yg gak dikenal atau malah baru ketemu :)

ps. setuju gus sama komen terakhirnya..

B said...

Huehehehehehehe, kalo nanem padi kan ga mgkn manen rumput Mas, tapi kalo seandanya padinya busuk dan yg numbuh malah rumput, itu ea namanya nasib huehehehehehehehe.