Saturday, October 16, 2010



Pada satu waktu,
Sebatang rokok jatuh cinta pada sang tuan

Ia memuja
Kepadanya, dibiarkan sang tuan mengambil bagian penting dalam hidup.

Ia pasrah
Kalau pada ujungnya, Ia menguap tak bermakna
Meninggalkan hanya sisa abu yang sebentar lagi hilang

Ia rela
pelan-pelan disakiti, dibakar api.

Tidak apa-apa.
Mengabaikan kebendaan. Cinta, sejatinya adalah energi luar biasa.

Sebentar lagi, karena cinta, esensi hidup sebatang rokok menemukan tempat nyaman.
Ia akan selamanya memeluk lengket dalam tubuh sang tuan.
Mengalir bersama darah.

Ia menunggu dengan sabar
Giliran untuk terambil dari bungkusan.

Ia berteriak-teriak memanggil.
Tapi nasib memilih tidak berteman.

Satu per satu, sang tuan mengambil batang demi batang.

Sampai tinggal Ia seorang.

"Ah, sekarang giliranku", pikirnya penuh suka.

kemudian terdengar bunyi kematian.

Sang tuan, memutuskan untuk berhenti merokok.

Ia gundah bukan kepalang.

Sedih tak tertahan.

Cinta tak bertemu muara.

"Malam ini, aku akan berdoa sepenuhnya, semoga besok, waktuku tiba", pikirnya.

Malam berganti, pagi tiba.

Sebatang rokok membuka mata.

Gelap.

Wahai, gerangan dimana sang tuan?

Kenapa matahari pun tak ada?

Sebatang rokok, berujung di tempat sampah.

dengan cintanya.





5 comments:

Lily Simangunsong said...

cinta yang membawa pada kematian...

tragisssssss......

Lily Simangunsong said...

Cinta yang membawa kematian

tragisssss...

Gogo Caroselle said...

arya ini sedi bgt,
ngena bgt di hati...
hiks
:(

IndigoDeviLLe said...

Bagusss!!! Membayangkan nasib selir2 raja di Cina dulu...

menjadimanusia said...

Sampai habis saya dibakar dengan tulisan ini, berulang dibaca, berulang juga saya dibakar. Sampai habis.