Sunday, July 23, 2006

Rama

Lagi nggak bisa tidur .. jadi pikirannya nggrambyang alias ngelayap kemana-mana ... nulis ndak karuan akhirnya coba nulis novel ... baru dapet seuprit udah ngantuk .. yo wis, diposting dulu aja sebagian ...

Rama


Hi,

Namaku Rama

Cukup Rama

Ndak ada kepanjangan yang lain

Bukan,

Kepanjangan namaku bukan Rama Sinta

Emangnya wahana Rama Sinta Dunia Fantasi …

Weeek ! Bapak Ibuku pasti lagi teler kalau sampai nama kepanjanganku Rama Sinta

Pun, kutak tahu kenapa namaku cuma Rama

Kata Ibuku, nama yang terangkai dari 4 huruf, R-A-M-A … sudah cukup bagus. Katanya, Rama itu karakter dimana semua kebaikan sifat ada padanya…

Hebat ya .. satu kata pada satu nama … menampung segala kebaikan ..

Kupikir nama itu sama baik seperti kata SUSU … 4 huruf : S-U-S-U … Satu kata yang menggambarkan semua manfaat baik bagi tubuh

Si 4 sehat tak akan pernah 5 sempurna karena satu kata tadi … SUSU

Jadi, kalau ditanya “Rama apa?”

Ku akan bilang .. Cuma Rama … nggak pake “Rama apa”


***********************************

Hari ini aku disuruh ibu guru mengarang. Aku paling sebal pelajaran mengarang. Tak suka lah aku membual… ya, kubilang pelajaran mengarang itu menyebalkan. Aku diajar ibu untuk tidak berbohong… orang berbohong itu kata ibuku pada saat terlahir kembali akan berubah menjadi monyet berkutu… brrr ! tak mau lah aku jadi monyet berkutu pada saat aku dilahirkan nanti. Ibuku bilang itu namanya reinkarnasi.

Aku percaya seratus persen dengan hal itu… bayangan kumenjadi monyet bahkan terbawa sampai mimpi ketika kuberbohong pada Ibu bahwa kembalian beli ikan asin di warung mbak juariah tak ada sepeserpun karena harga ikan asin sedang melonjak naik.

Kubermimpi sampai berkeringat dingin ! untung nggak ngompol… gila, kalau sampai aku ngompol… bisa kiamat dunia … kabar ini akan tersebar seperti daun kering tertiup angin begitu Ibuku berkumpul dengan ibu-ibu lainnya yang sedang ngumpul di sekolah. Aku sendiri tak tahu kenapa sampai sekarang Ibuku doyan banget ngumpul sambil nungguin aku pulang. Toh, sebenarnya tak perlu rasanya aku ditungguin … rasanya seperti ketakutan kalau aku minggat dari rumah.

Oh oh oh aku tau seperti apa ibuku ketika ia asyik ngobrol… seperti sekrup kendor … semoga kata-kata keluar nir rem … hiiii .. serem !

Bisa mati ketawa si Puput kalau dia tau aku ngompol … bisa puas rasanya si Iwan Tonggos mengejek berhari-hari.

Oh tidak, sekarang aku seperti Ibu … nggrambyang ora karu-karuan…

Baiklah, sampai dimana kita tadi ?

Iya iya … tentang aku yang tidak suka pelajaran mengarang.

Kecil-kecil kok disuruh ngeboong …


**************************

Sudah jam setengah tujuh,
Setengah halaman pun belum ada kutulis tugas mengarang dari Ibu Leli untuk besok pagi.
Aduh, aku benar-benar pusing…

Purwantini teman sebelahku bilang, “Tulis saja hal-hal yang kamu inginkan tapi tidak mungkin jadi kenyataan… seperti misalnya aku pingin kulitku seperti Sinta dan tak mau seperti Santi .. karena Santi tak seputih Sinta”

“Lhaaa .. bukannya itu nyontek dari iklan?”

“Cis … itu kan hanya contoh …”

“Contoh pun harus original .. jangan nyontek !”

“Aku heran ada perempuan menyebalkan kayak kamu”

“Untung papahku ndak kayak kamu! Jelek … ireng .. ngentutan … ngeyel pula !”

“Tuh, terbukti .. kamu memang menyebalkan!”

“Biar menyebalkan, tapi pinter ngarang!”

“Iyo, calon tukang kibul!”

“Kamuuuu !!!!!”

“Kamuuuu !!!!”

Hmmppphh begitu aku ingat obrolanku tadi dengan Purwantini menyebalkan itu, otakku semakin buntu. Sialan, apa aku satu-satunya orang yang punya masalah dengan mengarang ?
tentunya tidak …

Dua kali sialan lagi, muka menyebalkan Purwantini jadi terbayang-bayang …. Puih puih!
Purwantini, penyihir merangkap tukang tenung merangkap tukang teluh merangkap tukang santet merangkap tukang guna-guna … nenek sihir paling jahat di negeri Minul Minul yang terkenal dengan penduduknya yang ramah satu sama lain … saling menolong … dilarang membentak … dilarang memukul … dilarang mencaci.

Satu-satunya warga negeri Minul Minul yang suka iri, suka tertawa diatas penderitaan orang lain, yaaaa si Purwantini itu …

Aaaaaahhh aku jadi ada ide …
hahahahahah bikin aja cerita tentang nenek sihir ala Purwantini …
hahahahaha ideku buuaaanyyaaak untuk yang satu ini. Yang jelas, aku nggak perlu membohong … ini fakta yang terbungkus nama samaran plus lokasi kejadian fiktif …

Aaaaah catat lagi tuh …. F-I-K-T-I-F !!! kuyakin teman-temanku ada beberapa yang nggak tau apa arti kata fiktif ! ini membuktikan bahwa secara kemampuan kosakata, aku lebih dibanding mereka kecuali…. Yaaaah, kemampuan mengarangku.

Hahahahaha … Tuhan bekerja dengan cara yang misterius kata Ibuku

Aku nggak ngerti apa maksudnya dengan perkataan itu

Tapi sekarang aku paham

Tuhan menjawab keluhanku dengan memberikan bayangan Purwantini terus-terusan malam ini.

Sekarang aku punya ide untuk tugas mengarang besok.

Tulis saja tentang Purwantini

Tidak saja sifat jeleknya

Tapi juga bagaimana ia mewujudkan sifat jelek yang ada di otaknya

Duh, jantung ini jadi ser seran sangking semangatnya.

Hemm baiklah … ayo mulai menulis


*****************************************

Purwantini ….
(Ouch, harus diganti namanya … apa ya ? Aaaahhh ndak usah diganti… buatku, punya nama berbunyi Purwantini saja sudah menyeramkan kok)

ok ok ok

…………………………………………………………………………… ouch, kenapa belum kutulis satu kata pun.

Aaaahhh tulis aja apa pun yang terlintas pertama kali di otakku.

Purwantini punya mulut setajam sembilu

Purwantini punya sikap menyebalkan

Perempuan menyebalkan adalah perempuan yang punya mulut nyinyir

Perempuan menyebalkan adalah perempuan yang selalu punya kata untuk memberi cela apapun yang kita kerjakan

Aku benci perempuan !

Ralat …. Aku nggak benci perempuan

Aku benci perempuan bernama Purwantini

Orang bernama dia sering bilang aku ini kemproh .. jorok

Orang bernama dia sering bilang aku ini pelupa ... nggak telaten

Ada yaaa yang selalu bisa tahu kesalahanku

Aku benci

Aku benci

Tapi sekarang, aku lebih benci tugas mengarang

Aku berhasil menulis setengah halaman, tapi itu pun isinya cuma caci maki. Tak berstruktur cerita… tak ada apa-apa .

Sudah jam 8 malam, aku sudah mengantuk. Kertas terisi setengah halaman tadi pun sudah aku sobek. Tak layak …

Eh tunggu dulu … layak kok … untuk dikasih ke si Purwantini besok kalo ketemu.
Baiklah, sekarang aku mau bikin tulisan tentang berkunjung ke rumah nenek … ya ya ya rumus yang sangat kukenal. Tentang kunjungan seorang cucu ke rumah nenek di desa, di rumahnya ada ternak, ada sawah, naik kerbau. Tinggal dirubah saja susunannya jadi terkesan berbeda.

Nah, sudah selesai. Tulisan berbohongku tentang kunjunganku ke rumah nenek. Kata siapa aku suka dengan ternak, sawah, naik kerbau … aku lebih bahagia kalau eyang kakung mengajakku ke malioboro dan mandi bola di area bermain di Swalayan Gardena dibanding tersengat kutu kerbau…

Aku sudah mengantuk, Tuhan sudah cukup kau mengingatkan ku dengan memunculkan si muka jelek Purwantini tadi. Aku mau istirahat, dan tentunya tak maulah mimpi buruk dengan ada Purwantini di mimpiku .. yikes … I’d rather eat dirt! …
ohohohohoh jangan salah, aku juga bisa bahasa inggris lho … Ibuku bilang, dulu dia baru belajar bahasa inggris pas udah masuk SMP dan heran jaman aku masih di TK pun aku sudah belajar bahasa inggris.
Ya, satu-satunya hal yang aku lebih jago dibanding Purwantini adalah kemampuanku berbahasa inggris. Yang lainnya sih …………… harus diakui dia lebih jago. Menyebalkan nggak sih ?! pasti dia tidak pernah menikmati hidup dan ndekem di kamar terus belajar … ih, mana enak hidup seperti itu. Nggak mau ah. Aku mau tidur dulu.

bersambung yoooo ... heheheheh

2 comments:

mbakDos said...

wah... ati2 ya... ntar ngimpi purwantini lagi naik kerbau lho...

IndigoDeviLLe said...

Ditunggu lanjutannya!!!