Monday, November 06, 2006

Mudik III .. pembicaraan teman merokok dan minum bir dingin

Hi,

Masih bersamaku ?

masih ?

wah, terima kasih

saya senang kalau anda senang

meskipun pengalaman yang dibagi tidak selalu menyenangkan

mudik kali ini memang entah kenapa penuh dengan hal-hal mengejutkan.

cubitan-cubitan kecil seperti :

"lho Aminah sama Tri kok belum pulang kampung?"

"ehuehuehue ... belum mas, kata Ibu nunggu Mas Agus", Aminah dan Tri kompakan

"Lho, kangen tho karo aku ?"

"ehuehuehue ... katanya THR mas Agus yang mbayar!"


atau:

"Raihan itu sekarang pinter lho, kalo liat iklan Pizza Hut nglonjak-nglonjak senyum-senyum ... kayaknya pengen tuh Raihan", Ibuku berkata

--mana ada anak umur 12 bulan ngebet Pizza Hut--

"Yang pengen Raihan apa eyang putrinya?"

"Eyang Putrinya dibeliin juga nggak nolak" Ibuku dengan polosnya berkata


ah sudahlah .. mozaik-mozaik kecil itu biarlah tersebar ... selaku cara yang beginian ini selalu berhasil menimbulkan senyum kecil ketika hati susah dan kok yo ndilalah sedang terbayang adegan-adegan kecil itu.

baik,

sampai dimana kita kemarin ?

o iya, sampai di cerita bagaimana persekongkolan Adik, Adik ipar, Ibu, dan Ayahku berusaha menjodohkan aku dengan Polwan bernama Titin.

Yuk, berkendara kembali bersamaku melihat-lihat lagi yang terjadi selama mudik kemarin.



Senin, 23 Oktober 2006

Keluarga besar di Yogya sudah merayakan Lebaran. Kami yang di Semarang taat dengan tanggal merah kalender ... kami solat ied mbesok selasa.

Tapi ada satu ritual di rumah yang aku benci banget setiap satu hari menjelang lebaran yang dilakukan oleh Ibuku dan para wanita-wanita di rumah, dalam hal ini pembantu I: Aminah, Pembantu II: Tri KUswardani, dan Adik Ipar tercinta : Rosieta Yuliana ...

entah kenapa wanita-wanita ini setiap lebaran selalu memilih untuk membeli ayam kampung hidup dan menyembelihnya sendiri di rumah untuk dibuat opor ayam dan macam-macam masakan berbahan utama daging ayam lainnya ...

satu kelemahanku ... kalau aku liat ayam atau sapi disembelih ... jangan harap aku bisa memakan dagingnya setelah dimasak

yang ada adalah rasa ingin muntah

jadi,

jangan harap aku mau makan opor ayam yang tersaji di rumah ... aku lebih baik makan goreng tempe bacem dan tahu bacem saja .. cukup.

dan kemarin ampun-ampunan ...

jumlah ayam kampung yang disembelih menurutku yang terbanyak yang pernah terjadi dalam trah Sandiyo Purnomo ....

20 ekor ayam ...

walaah mereka beramai-ramai menyembelih, menyiangi bulu-bulunya dan mengolahnya menjadi masakan teman makan nasi.

seperti wanita-wanita amazon yang gahar-gahar itu

aku membayangkan mereka memakai rok alang-alang

konde tulang ayam

kutang dari kulit pohon

dan menikmati sensasi menyembelih binatang

sambil menyuarakan teriakan-teriakan tribal

20 ayam itu nanti dibawa ke yogya untuk dinikmati bersama.

walhasil, ketika keluarga besar trah Sandiyo Purnomo dan trah Suharry (nama Ibuku) pesta pora makan hidangan santan berlemak berisi potongan daging ayam itu ...

Agus Hariyo Purnomo memilih untuk dibikinkan nasi goreng saja plus telor ceplok !

pukul lima sore, ritual pembantaian binatang itu selesai dengan ditandai semerbak harum masakan bersantan bernama opor.

setengah enam sore ...

pembantu I:
"Mas, mau pamit pulang mas ... monggo ditunggu THRnya ..."

(kuberi mereka THR)

tiba-tiba ada celetukan dari si pembantu II

Pembantu II:
"selain THR , saya dengar di TV .. ada juga lho yang biasanya dapet insentip ....monggo mas, dibagi insentipnya dooong ... lumayan buat ongkos naek bus malam ini"

lha kok aku melihat mereka berubah dari wanita suku amazon menjadi perempuan dengan kostum begal item-item sambil ngasah clurit siap merampok.

(dengan ikhlaaaaaaas .. kuberi insentip)

malam ini kuhabiskan waktu sambil merokok dan ........................ minum bir di loteng bareng Ibuku ...

"es batu .. bir anker... emping melinjo... rokok... wah wah ... satu cara efektif mengurangi umur kita ya thole anakku"

"deret ukur umur cuma jadi deret ukur kalau nggak menikmati dan memaknainya"

"huuuu ngeles aja bisanya lu!"

"Hayaaaah .. gaya, pake elu elu gue gue"

"lhoo .. yo ndak mau kalah sama anaknya yang udah jadi anak gaul jakarta"

"Aku bingung deh Mah ... aku kapan kayanya ya ?"

"kenapa tho?"

"pengen cepet-cepet kaya!"

"Orang memang suka nggampangin sikap NRIMO ... padahal jadi orang yang NRIMO itu susah lho"

"Iya ya mah ..."

"Sekarang waktunya NRIMO... jangan minta ini itu dulu...kayak kita makan bacang daging ... harus sabar mbuka bungkus daun pakisnya ... sabar mbuka ikatan tali plastiknya .. baru kebuka bacang dagingnya"

"Mari kita minum bir dingin ini lagi"

"Mari ..."

Senin malam, diingatkan untuk jadi orang yang Nrimo dulu .


sambung ?

nggih ... kulo sambung ...

tapi nanti ah ...

aku lagi ngerjain proposal nih hhehehehe


pareng rumiyin nggih ....

1 comment:

Anonymous said...

proposal op mas