Wednesday, August 12, 2009

Mari Bicara...


Aku mau bicara ngalor ngidul dulu ah ...

Baru saja mbaca tulisan dewi lestari di blog-nya ... tentang hubungan antara anak dan orang tua. Dalam hal ini, hubungannya dengan sang Ibu.

Menyentuh sekali...

Bagaimana tulisannya membuatku menyusuri relung-relung paling dasar antara hubungan saya dengan Mamah dan Bapak.

Kata Mbak Dewi Lestari, pada ujungnya... yang paling esensial adalah bagaimana anak dan orang tua berbicara dari hati ke hati tidak dalam konsep anak dan orang tua ... namun sebagai manusia utuh.. dewasa.

Bagaimana satu individu yang matang berkomunikasi dengan individu yang lain yang bersama-sama menjalani hidup .. ditempa dengan pengalaman ... dan belajar banyak dari kehidupan.

Kalau merunut perjalanan kami,

Aku semakin sadar

Begitu kuatnya pengaruh Mamah dan Bapak tentang bagaimana kami memaknai hubungan kasih ... menunjukkan rasa sayang ... juga bagaimana kami memandang dan menjalani hidup.

Demikian juga, aku merasa ... bagaimana kami bereaksi terhadap apa yang terjadi dalam hubungan mereka, memberikan pembelajaran bagi Mamah dan Bapak mengenai pemaknaan cinta kasih ...

--damn, at this point ... a glass of cold beer will be just fine! hehehe--

Tidak ada sekolah dimana kita bisa belajar untuk menjadi orang tua

Landasannya cuma keyakinan bahwa kita harus rela untuk bertemu dengan pengalaman-pengalaman baru dan harus bereaksi terhadap pengalaman itu ...

siap atau tidak siap itu bisa didebat sampai waktu yang terentang.

Aku meyakini seorang perempuan tidak serta merta tumbuh rasa keibuannya...

pas mak mbrojol anak dari rahimnya ... satu hal yang Ia rasa mungkin justru bukan rasa keibuan yang membuncah

jangan-jangan justru rasa kaget...

kaget kok yo iso methu jabang bayi dari badannya

kaget lan was-was .. "Aduuuh piye carane aku le ngrawat iki jabang bayi"

Rasa keibuan tumbuh seiring dengan Ia mengalami pengalaman-pengalaman baru

ngganti popok kalo eek

mulai belajar membedakan tangisan bayi ... tangisan kalo laper beda dengan tangisan kalo dia ngompol ...

Ia bertumbuh seiring dengan sang anak bertumbuh...

mengagumkan ya! ...

hihihihi aneh... aku kok ngomongin tentang ibu-ibu sih ...

Tanpa disadari,

orang tua dan anak ada dalam relasi saling membutuhkan untuk mereka bisa bertumbuh .. untuk mereka bisa mengalami pengalaman-pengalaman baru yang sudah direncanakan oleh Sang Hidup.

yang satu jadi ndak pengin kehilangan yang lain.

lompat sedikit ah,

Jadi inget.. kemarin pas lagi ngopi-ngopi cantik di sebuah mal

Aku ngliat Ibu muda, baby sitter, anak dan tas belanjaan

yang nggendong anak siapa? baby sitter

yang njinjing tas belanjaan siapa? Ibu muda

aku kok jadi sedih.

Perempuan itu baru saja kehilangan satu momen dimana Ia sebenarnya punya kesempatan untuk merasakan perjalanan pengayaan batin.

Dari dulu, aku selalu suka dipeluk dan memeluk si Mamah

Buatku, aroma tubuhnya adalah aroma yang paling enaaaak yang pernah ada di dunia

aroma tubuhnya menentramkan.

Dulu, aku selalu suka bagaimana Bapak menggandeng tanganku setiap kami punya kesempatan piknik ke Kebon Raya, Bogor. erat dan mantap .. rasanya, semua akan baik-baik saja kalau ada Bapak disebelahku.

Dulu.......errrrr....... aku tidak terlalu suka dengan cara spartan Bapak mendidik kami.

Aku ndak akan mencontoh caranya ... tapi toh sekarang aku salut bahwa karena itu, aku diajar untuk tidak terlalu gampang mengasihani diri sendiri.

dan perempuan yang kulihat tadi baru saja menukar rasa-rasa itu dengan tas belanjaan.

aaaah mungkin aku saja sih yang terlalu sensitif.

Ok, balik lagi ke topik awal.. hehehehe

eh, tunggu .. di awal aku ngomong apaan sih?

tunggu bentar aku scroll ke atas dulu hehehehe

lupa bouw...

o iya,

Kurasa, beberapa tahun belakangan ini lah... kami mengalami pengalaman-pengalaman baru nikmatnya melepaskan atribut anak dan orang tua tanpa melepaskan rasa hormat

dan bicara sebagai manusia yang matang

dan kemudian memaklumi dengan ikhlas proses pembelajaran hidup.

Ini juga berkaitan dengan pemaknaan ku mengenai kata MAAF seperti yang pernah kutulis sebelumnya.

Perlahan, tembok dendam terkikis runtuh ...

rasanya damai sekali

dalam hidup, baru kali ini perjalanan spiritualku membawaku ke level "kedamaian" yang baru ...

pertanyaannya untukmu,

apakah kalian juga sudah mengalami hal yang sama?

--mandi lagi ah ... kepalaku kok tiba-tiba panas abis nulis yang sok daleeeem begini heheheh--



1 comment:

B said...

Kayaknya sayang banget ea sama Mamah :)