Lembar baru
Tantangan baru
Cerita baru
Wahai hidup, telah kau siapkan petualangan apa untukku?
Halaman hidup siap berganti.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Wednesday, November 30, 2011
Tuesday, November 29, 2011
Lilin Terakhir
Sepekan lalu aku bertemu dengan Bapak. Palgunadi T Setiawan.
Beliau adalah mantan petinggi ASTRA. Aku bertemu dengannya dalam rangka pekerjaan.
Pertemuan yang sungguh menyenangkan. Aku seperti berbicara dengan Eyang Kakung.
Bahkan Beliau sempat mendongeng untukku. Dongeng yang indah.
Begini ceritanya:
Tinggallah 4 lilin di dunia ini sebagai penerang.
Masing-masing berusaha bertahan agar tidak hilang nyala.
Lilin pertama punah pendarnya. Lilin itu bernama MARTABAT
Lilin kedua kalah dan mati. Lilin itu bernama PEDULI
Lilin ketiga menyusul menyerah. Lilin itu bernama CINTA
Tuhan kemudian mengirimkan malaikatnya untuk menjaga agar dunia tidak gelap gulita.
Lilin terakhir penerang dunia tidak boleh mati.
Tuhan mengirimkan malaikat terbaiknya.
Malaikat itu bernama PERCAYA
Dan, lilin terakhir itu bernama HARAPAN
...............................
Wednesday, November 23, 2011
Kaki
Dari seorang kawan:
"Gus, rejeki itu kakinya sepuluh...lo cuma dua. Kalo lo ngejar rejeki, nggak bakalan bisa! Satu-satunya yang lo bisa kerjakan adalah gimana caranya lo bikin diri lo semenawan mungkin sampe akhirnya rejeki yang ngejar! Bukan lo!"
Well noted my dear friend....
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
"Gus, rejeki itu kakinya sepuluh...lo cuma dua. Kalo lo ngejar rejeki, nggak bakalan bisa! Satu-satunya yang lo bisa kerjakan adalah gimana caranya lo bikin diri lo semenawan mungkin sampe akhirnya rejeki yang ngejar! Bukan lo!"
Well noted my dear friend....
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Thursday, November 17, 2011
Mencinta..
Saat ini, cinta itu sudah tak seperti api.
Ia seperti bara yang menempel pada kayu yang rela terbakar api.
Hangat.
Nyaman.
Demikianlah Aku mencintaimu.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Ia seperti bara yang menempel pada kayu yang rela terbakar api.
Hangat.
Nyaman.
Demikianlah Aku mencintaimu.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tuesday, November 15, 2011
Seimbang Setimbang
Terinspirasi dari ucapan Bapak Donald Trump.
Katanya, pernyataan yang begini:
"Aku mau hidupku 'balance' ah antara pekerjaan dan kehidupan pribadi..."
Ternyata nggak bener.
Karena menurutnya, di dalam pernyataan tersebut, ada unsur keterpaksaan.
Alih-alih mengeluarkan energi ekstra utk secara cermat membagi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kenapa nggak berusaha untuk mencintai pekerjaanmu hingga bisa sedemikian menyenangkan utk dijalani?
Therefore, he said,"you really got nothing to lose..."
Hemmm... Good point pak...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Katanya, pernyataan yang begini:
"Aku mau hidupku 'balance' ah antara pekerjaan dan kehidupan pribadi..."
Ternyata nggak bener.
Karena menurutnya, di dalam pernyataan tersebut, ada unsur keterpaksaan.
Alih-alih mengeluarkan energi ekstra utk secara cermat membagi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kenapa nggak berusaha untuk mencintai pekerjaanmu hingga bisa sedemikian menyenangkan utk dijalani?
Therefore, he said,"you really got nothing to lose..."
Hemmm... Good point pak...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Monday, November 14, 2011
Bisik
Ibuku berkata:
"Kalo nanti Aku meninggalkanmu... Sedih boleh tapi jangan berlebihan ya. Aku kan sudah satu komplek dengan Gusti Allah, dengan demikian Aku akan lebih mudah mbisikin DIA apa aja yang baik buat Kamu..."
.....................
OK... Mari kita mewek berjamaah.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
"Kalo nanti Aku meninggalkanmu... Sedih boleh tapi jangan berlebihan ya. Aku kan sudah satu komplek dengan Gusti Allah, dengan demikian Aku akan lebih mudah mbisikin DIA apa aja yang baik buat Kamu..."
.....................
OK... Mari kita mewek berjamaah.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Thursday, November 10, 2011
Selimut Hati
Selimut ini hadiah paling nyleneh yang pernah diberikan si Mamah.
Selimut ini hadiah ulang tahunku, tiga tahun lalu.
Selimut puskesmas, kami menyebutnya.
Bisa dibeli di pasar tradisional. motif garis-garis dan dulu sih, selalu jadi selimut rumah sakit kelas ekonomi.
Setiap orang punya penanda rasa.
Sebuah benda tempat kita menitipkan kenangan saat nanti memori di dalam kepala dan benak tak bisa lagi menemukan jejaknya karena usang termakan usia.
Demikian juga dengan selimut ini.
Aku masih ingat, bersama dengan selimut bermotif garis ini, kami bertiga -Aku, Aan adikku, dan si Mamah duduk bersisian di depan teras berselimut untuk menghangatkan kaki kami sambil menikmati teh manis hangat wangi melati saat hujan.
Momen kecil sederhana yang indah.
Aku juga masih ingat, bagaimana kami bertiga berkumpul di tempat tidur, berselimut motif garis-garis itu sambil menikmati cerita si Mamah atau sekedar berkeluh kesah sebelum tidur.
Momen kecil sederhana yang indah.
Selimut motif garis punya pertalian yang erat dengan masa kecil dan rasa nyaman cangkang aman bernama: R-U-M-A-H
Tiga tahun lalu, saat Aku sedemikian sering mengeluh rindu dengan rumah. Rindu pulang.
Mamah memberiku selimut itu.
Sebagai penanda rasa.
Hadiah nyleneh tapi maknanya luar biasa.
Subscribe to:
Posts (Atom)