Jendela
Jendela kedai kopi ini membingkai rasa yang tak pernah tersampaikan
Saat Engkau berlari menghindari rinai hujan dari seberang jalan
Saat Engkau menyapu pandangan ke dalam ruang
Dan mengabaikan keberadaanku di pojoknya.
Jendela kedai kopi ini membingkai rasa yang tak pernah tersampaikan
Saat Senyummu bertabrakan dengan aroma kopi tubruk panas dan Engkau memainkan kuping cangkir di depanmu
Saat senyummu menjadi antidot laraku di sini
Dari jendela ini, Aku mengumpulkan satu demi satu kenangan
Mulai dari kedatanganmu, sampai pergimu
Hanya satu yang kurang
Keberadaanmu bukan untukku.
2 comments:
satu yang kurang, tapi satu yang terpenting..
mungkin keberadaannya memang bukan untukMu...biarpun begitu,..segala hal yg pernah terlihat olehMu tentangNya,tetep indah untuk Dikenang bukan....? :D
Post a Comment