Aaaah bertemu lagi kita...
gimana?
sudah menemukan sudut favoritmu di kedai kopi ini ?
ohohohoho .. no no no .. you can not take that corner dear ..
ujung ini sudah jadi milikku ...
Psst ... seperti janjiku ... aku akan bercerita tentang RAKA ...
duduk manis .. sambil menyesap kopi pahitmu ...
dengarkan aku ....
kubawa engkau pada satu masa satu waktu ....
...............................................................................
Pada satu waktu ketika air hujan bersuka ria menari ....
tak tuk tak tuk .... sepatu kulitku sudah lembab beranjak basah menghantam genangan air tak dapat kuhindarkan ujung celana terkena tempias hujan ... ah, pintu kedai kopi itu tinggal beberapa langkah lagi ...
hap hap hap langkahku berderap ...
bunyi deritan pintu saat kubuka seperti teriakan suka cita karena rasa dingin cepat akan terganti ...
kulihat di sofa tengah ruang, terisi orang ...
ujung sebelah kiri, terisi orang ...
aduh, jangan sampai tak menyisakanku satu kursi saat ini ...
dingin rembesan hujan di kaki dan kemeja kerjaku mulai menyerang ...
aku sudah berlari dan rasanya berhak untuk secangkir kopi mengabaikan bahwa aku tak pernah menyukai rasa air kopi ...
aha ... di ujung kanan kursi kosong menanti ...
"Hujan memang tak mengenal belas kasih ..." ada suara kudengar ....
"hmppph ... saya benci hujan ..."
Suara itu kemudian berkata kembali, "Saya buatkan kopi panas dengan kudapan kue kenari ya Pak ... dijamin, hati dingin jadi hangat!"
Kemudian aku bertubrukan dengan sebentuk senyum
betul, terasa hangat ...
senyum yang kulihat baru saja ini sukses membetot rasa dingin tinggalan hujan yang menempel di tubuh dan ujung celana ...
ada apa dengan senyumnya ...
"Saya kan belum memesan..........................."
Senyumnya kemudian berbicara, "Bapak harus pesan kue kenari kami hari ini ... kalau menyesal, saya tidak akan meninggalkan nota tagihan untuk minuman dan kudapan yang Bapak dapat hari ini .... "
wahai makhluk indah yang sedang berbicara padaku .... kau tak meninggalkan aku logika untuk membantah semua kata yang keluar dari sebuah senyum ....
"Baiklah ... saya pesan itu...apa pun itu yang tadi kau bilang..."
Sang pemiliki senyumnya kemudian berbicara,"lima menit ditunggu ...."
ahh ...lima menit yang akan menjadi lima menit terlama dalam hidup ... bawa kembali cepat senyum itu .... aku tak butuh lima menit ... ketika sang detik mulai terpeleset ... ketika itu pula saya membutuhkan senyummu ...
....................................................
"Ini kue kenari ... ini kopi panasnya Pak... nama saya Raka ... kalau ada yang kurang Bapak bisa panggil saya"
RAKA ....
maaf ... senyumnya lagi-lagi menumpulkan logika ...
bukan, bukan menumpulkan ...
membuat lumpuh nampaknya ...
bahkan memori saya pun enggan berpisah dengannya ...
sial, aku dilumpuhkan cuma dalam waktu lima menit saja begitu pintu kedai kopi ini kubuka ....................
tak lama berselang, sang pemilik senyum menghampiri, "Sudah hilang hangatnya kopi di cangkir dan Bapak seperti masih enggan untuk meminumnya...."
jiwaku melonjak ...
"Jantung saya berdebar kalau minum kopi", jawabku
dan senyummu lebih dahsyat dampaknya dari kopi ini...
"Waaah maaf Pak ... saya ganti dengan teh poci panas ya", jawabnya
"Oh ... jangan ... tidak usah, ini ... saya minum kok" air kopi itu berpindah tempat dari cangkir ke kerongkongan ...
kalau itu membuatmu tak beranjak .. aku rela menahan debar jantung semalaman nanti ...
"Sudah .. nih .. sudah habis... lihat.. kopi sudah tandas!", kubalas dengan senyum ekstra manis
"Ahahahahah Pak ... minum kopi kok kayak minum air putih ... dinikmati dong Pak", matanya juga berbicara jenaka
"Saya berjanji akan belajar menikmati kopi dengan satu syarat"
"Apakah itu ?"
"Jangan panggil saya Pak .... saya punya nama ... dan nama saya Arya"
"Baik Pak Arya...." senyumnya yang jenaka kembali membetot semua sendi ....
"Raka .. seperti saya belajar menikmati kopi ... tolong, belajar juga untuk memanggil saya dengan nama saja .. Arya"
"Baik ... Arya ....................................."
"Raka ... sepertinya yang disana memanggilmu"
"Oh, tunggu sebentar ya ...."
pergilah ...............
tapi tinggalkan senyummu disini ........................................................
begitulah kawan, bagaimana saya mengenalnya ...
RAKA ...........
R-A-K-A ...............
nanti kau akan temui begitu banyak campur tangan air hujan ... senja ... cangkir kopi ketika saya membawamu lebih jauh dalam perjalanan ini ..............
(bersambung)
Klik: Mencuri Sunyi ... (Prolog Perjalanan Arya)
3 comments:
aaaawwww.....
hatiku jadi hangat2 juga.... senyum2 sendiri hihihi!
raka...., nama yang bagus yah, rya...? hihi
mas, ini kan udah pernah diposting di blog mu yang satu lagi......
gogo... hehehehe senyum-senyum sendiri ya ? ;)
Lucky: benar adanya, aku mau memasukkan ini ke dalam satu blog aja .. jadi memang aku pindahkan satu demi satu
Post a Comment