Tuesday, December 08, 2009

Bapak Paling Hebat



Aku makin merasa Gusti Sing Paring Urip sayang sekali sama aku.

Kenapa bisa kubilang begitu?

Aku selalu percaya Gusti Allah menjawab kegundahan dengan pertanda.

IA menjawab dengan simbol-simbol hidup yang seringkali, karena dianggap oleh kita terlalu subtil, maka jawaban tersebut sering tidak tercerna dengan baik.

Nah, belakangan ini pertanda jawaban atas pertanyaanku padaNYA

selalu muncul dalam wujud yang sungguh sederhana.

Aku semakin sering nyeletuk, "Oalaaaah, maksudnya begitu tho duh Gusti Pangeran .... yo wis, aku paham!"

Kemarin, aku diserang resah.

Resah bukan kepalang.

Resah macam-macam penyebabnya.

Keresahanku dijawab langsung.

Makan siang kemarin dikasih rejeki makan enak di Citos.

Sambil menunggu pesanan makanan datang, mata saya piknik. Detil di sekitar selalu saja menarik buatku.

Penjual baju yang bahagia dagangannya laku karena hari itu di Citos adalah harinya perempuan berbelanja.

Lelaki berpakaian rapih berdasi cerah secerah senyumnya karena berhasil meyakinkan klien potensial saat makan siang bersama.

Perempuan senyum-senyum sendiri terpaku pada layar komputer kompak yang menyambungkan dia dengan pacarnya entah dimana lewat yahoo messenger.

Saya ikut senang ... ikut senyum-senyum sendiri

Rasa senang ... rasa bahagia ... memang bisa menular dalam cara yang sungguh ajaib.

Kemudian mata saya menabrak pemandangan yang satu ini.

Aku lihat Ayah muda sedang menggandeng anak lelakinya.

Aku serasa merasakan juga hangatnya genggaman sang ayah pada anak lelakinya itu.

Aura cinta sang ayah punya radiasi tingkat tinggi dan aku merasakan pancarannya.

Aku melihat air muka sang anak.

Iri.

Wajahnya bicara, "Selama Bapak nggandeng aku .... AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA! .... Bapakku jagoan ... nggak akan ada bahaya satu pun yang bisa ganggu aku ... AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA!"

Wajahnya bicara, "Selama Bapak nggandeng aku ... DUNIA PUN BISA AKU BELI .... Bapak bisa bikin apa saja buatku! ... Bapakku paling hebat!"

Wajahnya bicara, "Selama Bapak nggandeng aku ... aku bakal DAPET YANG PALING BAGUS! Bapakku punya uang paling banyak sedunia!"

Aku melihat sekali lagi air muka sang anak.

tenang.

damai.

aman.

lalu aku bengong sendiri.

kayak baru bangun abis ngimpi.

Gusti Sing Paring Urip baru saja bicara

"Agus, anakku sing paling ngganteng ... kamu kayaknya lupa yaaaa gimana berlaku macam anak kecil terhadapKU ... kamu punya BAPAK PALING HEBAT!"

Gusti Sing Paring Urip,

Baiklah, aku mau belajar lagi jadi anak kecil di mataMU ...

Biar aku selalu merasa di gandeng

Biar aku selalu merasa hangat

Biar aku selalu merasa semua akan baik-baik saja

karena,

Aku digandeng sama Gusti Allah.

Makanan datang

Rasanya semakin nikmat bukan kepalang.

3 comments:

stOOd said...

love your writings mas. :)

Arya said...

stood :) sama-sama ya :) semoga jadi pencerahan buat siapa pun yang mampir ke blog ku

suzuki said...

Nice.... Very nice.... Miss u dad, how are u in heaven???