Yang tertinggal dari cerita Java Jazz kemarin.
Suami istri ini kujumpai saat menemani kinyis-kinyis di Java Jazz...
Duduk di depanku karena tak ada lagi tempat yang kosong di kedai makan yang ada di tengah Java Jazz.
Sang istri kelelahan.
"Nak, dua kursi ini bisa Ibu pakai?"
"Silakan Ibu..."
Sang suami berkeliling membeli makanan.
"Capek ya Bu ..."
"Iya. Aduuuuh mesti berdiri hampir dua jam..."
"Ibu nonton Stevie Wonder juga? pacar saya juga tadi ikut antri.."
"Oh ya, aduh telat luar biasa ya ... Ibu capek nunggunya .. Tapi bahagia! It was one good performance!"
"Berdua saja Bu?"
"Iya dong, kami mau pacaran heheheh ..."
Dan sepanjang suami istri itu duduk di depanku
Rasa dimanjakan dengan pemandangan cinta
Tatapan penuh rasa
Perhatian yang datang dalam bungkusan yang sederhana
Istri mengeluarkan saputangan dan menyeka ujung bibir suami
"Ibu mau minum apa? Bapak mau belikan ..."
"Pak, makannya pelan-pelan ..."
Menua bersama
Bahagia bersama
Aku juga ingin yang sama
Sesederhana itu
7 comments:
Akhirnya!
Bener yang kamu tulis, Gus: "tatapan penuh rasa."
Bahkan saat mereka ngobrol pun, tanpa melihat satu sama lain, you can feel that they are inseparable.
Beruntungnya kita ketiban durian runtuh pas mereka dateng ke meja kita itu.
Nice story, Gus!
Nauval ... Iya, aku melihatnya dengan tatapan bahagia campur iri :) ... pengen kayak mereka.
Suka tulisan yang ini! *hugs*
Gue juga berasa untung banget membolehkan ibu itu duduk deket kita Gus, dari mereka juga gue belajar buat melihat bahwa jalan bareng sampe tua itu pasti akan menyenangkan....
Ngerti kan pak sahabat?
;)
Being old together is not a simple word. It requires sacrifice, patience and loyalty. Check your relationship records and find the clues there. Good luck mas agus!!!
hi 'YouKnowMe' ... thank you for sharing your cup of tea ;)
salam kenal
Post a Comment