Monday, February 20, 2006

Interupsi sebentar ...

Teman,
biasanya aku menulis tentang diriku sendiri .... sekarang aku mau berbagi nukilan dari sebuah buku kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma "Sepotong Senja Untuk Pacarku" ... nukilan paling kusuka ...

nukilan yang membuat kumerinding dan terharu setiap membacanya ...

mari membaca bersama :

...........Kukirimkan sepotong senja ini untukmu Alina, dalam amplop yang tertutup rapat, dari jauh, karena aku ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata.
Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alinda , dan kata-kata ternyata tidak mengubah apa-apa. Aku tidak akan menambah kata-kata yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah kebudayaan manusia Alina.
Untuk apa ? kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-sia. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya ? di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengarkan kata-kata orang lain.
Mereka berkata-kata tanpa peduli apakah orang lain kan mendengar. bahkan mereka juga tak peduli dengan kata-katanya sendiri. Sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. Kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi.
setiap kata bisa diganti artinya. Setiap arti bisa diubah maknanya. Itulah dunia kita, Alina.

Kukirimkan sepotong senja untukmu Alina. Bukan kata-kata cinta. Kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam ke balik cakrawala.

Alina yang manis , Alina yang sendu.
Akan kuceritakan padamu bagaimana aku mendapatkan senja untukmu. Sore itu aku duduk sendirian di tepi pantai, memandang dunia yang terdiri dari waktu. Memandang bagaimana ruang dan waktu bersekutu, menjelmakan alam itu untuk mataku. Di tepi pantai, di tepi bumi, semesta adalah sapuan warna keemasan dan lautan adalah cairan logam meski buih pada debur ombak yang menghempas itu tetap saja putih seperti kapas dan langit tetap saja ungu dan angin tetap saja lembab dan basah dan pasir tetap saja hangat ketika kususupkan kakiku ke dalamnya.

Kemudian tiba-tiba senja dan cahaya gemetar. Keindahan berkutat melawan waktu dan aku tiba-tiba teringat padamu. "barangkali senja itu bagus untukmu", pikirku.

Maka kupotong senja itu sebelum terlambat, kukerat pada empat sisi lantas kumasukkan ke dalam saku. Dengan begitu keindahan itu bisa abadi dan aku bisa memberikannya padamu.

dan seterusnya ........... dan seterusnya ........... dan seterusnya ............

Indah banget ya ...

dan aku merinding takjub dengan tulisannya ...

pareng para saderek-saderek.

No comments: