Wednesday, February 01, 2006

lagi berusaha menguatkan ....


kalau lagi sendu macam begini,

sebagai penawarnya orang seringkali membandingkan keadaannya dengan keadaan orang lain yang lebih 'menderita' supaya bebannya 'terkesan' lebih ringan ... padahal sih esensi problemnya tetap sama ... tak bergeming dari maknanya ... ya bukan ?

contoh :

"Duh, kenapa sih nggak pernah bisa dapet kerjaan yang 'gue' banget !!!"
--kamu masih mending, banyak yang nganggur di negara ini--

"Duh, suamiku pelit banget sih"
--kamu masih mending, lelakiku selain pelit .. doyan main perempuan pula--

derita pembanding derita ...

aku sedang mengalami masa sulit sekarang... hemmm, kalau sebegini galaunya ... dulu apa yang kulakukan ?
  • menikmati sebatang rokok djisamsoe yang hari-hari biasanya kusulit menikmatinya... sebatang rokok djisamsoe dikombinasi dengan satu kaleng bir hitam ... kunikmati di loteng rumah malam hari dengan ibu yang menyisip satu kaleng pocari sweat dan hisapan dalam satu batang rokok mustang ... satu merk rokok yang sampai sekarang aku tidak bisa menemukan logika kenikmatannya dan kenapa Ibuku rela banting setir menghisap yang satu ini mengalahkan sensasi bertahun-tahun aroma gudang garam ... duduk berdua dan tenggelam dalam pikiran masing-masing ... tapi biasanya ritual ini sukses membuat kami berdua berpikir lebih jernih dan lebih sabar menghadapi apapun ...
  • Dengan adikku setelah kami pindah ke semarang ... biasanya, kami masukkan roti keju yang sebungkusnya hanya 400 rupiah --biasanya 5 bungkus roti sudahlah cukup-- ... aqua botol 500 ml yang diisi ulang dari rumah ... dan kami pergi naek angkot ke daerah kota lama ... jalan muter-muter menikmati aroma lekat asin udara yang panas duduk di pinggir kanal depan stasiun tawang semarang sambil mengeluarkan serapah uneg-uneg ... menertawakan keadaan ... dan pulang kerumah dengan kaki penat ... hati rada plong ...
  • Makan soto Pak No di pasar Gayam Semarang bareng adikku ... muter-muter pasar cari rokok dengan merk aneh-aneh ... rokok menyan cap semar ... cap dua pompa ... cap beras tuton ... cap sriwedari ... cap kapas ... cap menoro kudus .. cap jambu bol ... abis itu minum es gempol di sebelah toko mas kenari ... biasanya kami diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing ... but somehow, kami pulang dengan perasaan lebih lega dan mampu berpikir lebih jernih

duh, aku malah jadi pengen nangis kan ...

hari kedua aku rasa hampa ....

6 comments:

Anonymous said...

...oooh, jadi kamu selain pelit juga suka main perempuan (jadi2an) ya..??! Huhh! Ga jadi deh kita! *melengos, balik badan and...kabuuur!* :P

Arya said...

hakakakak .. apaan sih lo tukang es !!! nggak penting deh :) huks huks aku kangen sama kamyuuu :)

Anonymous said...

loh mas.... lagi sedih kenapa to?

mari kita nyeruput bajigur ajah.. sapa tau jadi ademm..

Paulus said...

ono opo to le!
kok sajak nggresulo wae...
sisng sabar yo le...

Sisca said...

Mas,

Mampirlah ketempatku, siapa tahu sedihnya sirna *gelar karpet*

E B Y said...

Sedih, senang, itu adalah bagian dari kehidupan. Mungkin yang bisa kita lakukan adalah menerima dengan tulus ikhlas. Karena, semakin kita lawan, akan semakin terasa sakit dan menyesakan dada.

Mungkin benar kata orang2 tua dulu. Pasrah bongkokan lebih mudah buat kita keluar dari kesulitan daripada melawan. Tentunya, kita tetap berupaya sekuat mungkin