Saturday, January 23, 2010

Saat teh menulis surat ...




Saat kutulis surat ini,

Aku tak pernah yakin, engkau akan membacanya.

Aku juga tak pernah yakin, rasa hatiku bisa diwakili dengan kata.

Rasa ini lautan, aku hanya punya gelas.

Ku tulis surat ini saat tanah dihajar matahari yang kepleset.

Kamu tahu betapa aku benci senja.

Saat itu, aku merapuh.

Pertalian senja dengan aku kehilanganmu terlalu kuat.

Lewat surat ini, aku mau bilang betapa aku membencimu karena engkau sudah membuatku demikian bahagia.

Betapa kehadiranmu sudah membuat semua hal yang membuatku bermakna menjadi tak ada harga.

Sungguh menyedihkan, aku menyalahkanmu untuk semua hal terbaik.

Rasanya, aku ingin berteriak pada semesta, protes kenapa engkau yang menjadi kurirnya.

Tapi aku tidak bisa berteriak pada takdir.

Rasaku lautan dan aku aku cuma punya gelas.

Saat kau membaca surat ini, aku ingin meminta.

Tolong, kembalikan nyawaku.





note: gambar dipinjam dari www.gettyimages.com

2 comments:

De said...

wow, nice letter.
aku mau donk dikirimi surat kayak gitu, tapi jangan penuh kebencian..
hehe...

teppy said...

bagus banget kang gusyeeeeeeeeee!