Monday, August 25, 2008

Sedang (masih) bingung ...

Dulu, aku sering merasa Ibuku itu perempuan paling tak punya daya dan mau saja diinjak-injak martabatnya ......... atas nama cinta ...

Sering kami --saya dan aan-- tak habis pikirnya bagaimana bisa si Mamah tak habis-habisnya punya stock yang namanya rasa CINTA untuk si Bapak yang menurut kami --dulu-- sudah tidak layak rasanya untuk dicintai ...

"Udah deh Mah ... aku cukup punya Mamah aja nggak apa-apa kok ... tinggalin Bapak aja yuk!"

"Sekali lagi di bentak-bentak Mamah ... kita pulang ke eyang putri aja di Yogya terus aku sama aan sekolah disana aja ya!"

.... tapi si Mamah bilang:

"Jangan ditanya kenapa Mamah masih ada disini ... kamu ndak akan pernah mengerti ... kalau kita semua pergi dari dia ... bukan itu esensinya mencinta... justru karena Bapak begitu rupa ... maka kita perlu ada disini dan tak beranjak kemana-mana"

Aaaaah ... tak mengertinya aku dengan hal itu dulu ... apakah kalau kita disakiti itu berarti yang menyakiti sebenarnya sedang menunjukkan rasa cintanya? ... apakah cinta harus berarti menyakiti? kalau memang tidak begitu artinya? kenapa Mamah, saya dan aan tidak pernah mau beranjak pergi ....

tapi setelah saya besar baru saya mulai SEDIKIT memahami kenapa si Mamah tak mau beranjak pergi ... kenapa kami di semangati olehnya untuk tetap ada di posisi kami masing-masing ...

saya merasa bahwa pemaknaan kata CINTA si Mamah demikian dalam dan pelan-pelan (bahkan di usia saya sekarang) saya mulai mengurai dan memahami satu persatu bagaimana si Mamah memaknai CINTA ...

kalau aku tarik ke belakang ...

dan melihat riwayat percintaan saya ...

saya melihat pola si Mamah dalam memaknai hubungan di setiap hubungan percintaan yang saya lakukan selama ini ...

beberapa kali karib terdekat saya selalu bilang bahwa saya ini kalau sedang jatuh cinta ... berubah jadi orang super idiot ... tak menunjukkan tanda-tanda intelektual ... DUNGU!

Baiklah, CINTA memang bisa membuat kita melakukan banyak hal irasional ...

kalau saya sedang jatuh cinta ... saya melakukan banyak hal-hal konyol ...

Bahkan ketika disakiti pun ... saya sepertinya tak mau beranjak pergi ...

saya tetap di titik pertama saya berdiri ...

pemaknaan saya tentang cinta mengharuskan saya tetap tak beranjak pergi bahkan ketika menurut banyak orang yang sedang disakiti dan dikhianati ...

jangan bertanya kenapa saya susah sekali beranjak pergi ...

karena di bawah sadar saya ... seperti bilang: "kamu ndak boleh pergi ketika kamu mencintanya" ...

sekonyol yang terbilang... saya seperti ingin berteriak begini pada kekasih saya itu: "Pada ujung akhirnya, kamu akan lihat bahwa saya adalah yang terbaik yang pernah kamu temui"

secara sadar saya tau saya sedang disakiti .... membiru ... lebam ... dan saya menelan semuanya ...

...........................................

sekarang sepertinya saya ndak mau begitu ...

cukup sudah cinta dan segala hal yang tak masuk nalar bisa terjadinya karenanya ...

saya capek dengan 1+1=100000 kemungkinan yang bisa terjadi atas nama cinta ...

ternyata pemaknaan saya tentang cinta pun hanya selebar kuku ...

............................................................

Kalau sekarang ada yang menawarkan cinta dengan premis kepastian dan meminimalkan turunan-turunan penuh ketidakpastian ke depan ... meski saya sedang dalam kondisi tidak percaya diri dengan kemampuan saya mencintai dan dicintai ....

bagaimana saya harus bersikap ?

apakah dia tahu bahwa yang saya lakukan sekarang adalah penuh dengan kebimbangan ...

saya tidak pernah bimbang dengan perasaannya untuk saya ...

saya bimbang dengan diri saya sendiri ...

apakah cinta itu bisa seperti biji kacang hijau yang diletakkan di kapas basah dan tumbuh benih akar karena waktu?

bagaimana kalau ternyata saya biji kacang hijau yang mandul dan tak bertumbuh benih meski ia sadar bahwa ia diletakkan di kapas basah itu?

bagaimana kalau ternyata saya justru menyakitinya ...

ternyata benar ...

saya sedang (masih) bingung ...





No comments: